Bisnis.com, Jakarta – Space Exploration Technologies Corporation atau SpaceX berambisi membuat penemuan baru di dunia penerbangan luar angkasa selama beberapa tahun terakhir.

SpaceX telah mengumumkan misi penerbangan berawak pertama yang akan terbang dan mengorbit di wilayah kutub. 

SpaceX berencana untuk menjelajahi dan mengorbit wilayah Arktik pada tingkat satelit, yang dapat memajukan teknologi seperti memantau sinyal internet dan cuaca di wilayah tersebut. Hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya.  Detail misi terbaru SpaceX

Berdasarkan situs resmi SpaceX, misi komersial terbaru ini diberi nama Fram2. Nama tersebut merupakan penghormatan kepada “Fram”, nama kapal Norwegia yang melakukan ekspedisi ke kawasan Arktik dan Antartika pada akhir tahun 1800-an.

Fram2 berencana menggunakan pesawat ruang angkasa SpaceX bernama Dragon. Naga yang biasa digunakan untuk mengangkut benda dan astronot dibagi menjadi naga kru dan naga kargo. Fram2 adalah misi komersial keenam SpaceX yang menggunakan Dragon.

Crew Dragon akan diluncurkan oleh Falcon 9 pada akhir tahun 2024. Falcon 9 merupakan peluncur roket milik SpaceX yang terkenal karena bisa digunakan berulang kali.

Menurut SpaceX, Falcon 9 telah meluncurkan 361 kendaraan ke luar angkasa. Instrumen ini dinilai merupakan perkembangan positif bagi kondisi keuangan dan stabilitas teknologi. Siapakah para astronot tersebut?

Fram2 akan dieksekusi oleh 4 awak – Chun Wang sebagai kapten, Jannik Mikkelsen sebagai komandan kendaraan, Eric Phillips sebagai pilot kendaraan, dan Rabia Rogge sebagai spesialis misi. Keempat orang ini belum pernah terbang ke luar angkasa sebelumnya.

Menurut Flying Magazine, pengusaha Bitcoin Chun Wang adalah orang yang mengambil bagian dalam misi tersebut. Jannik Mikkelsen, di sisi lain, adalah pembuat film yang berspesialisasi dalam lokasi ekstrem. 

Eric Phillips adalah seorang penjelajah yang mengetahui kawasan kutub dengan baik. Sedangkan Rabiya Rog merupakan ahli robotika kelautan di kawasan Arktik.

Awak kapal ini bertugas meneliti cuaca, khususnya emisi cahaya di kutub seperti aurora. 

Selain itu, mereka juga akan melanjutkan penelitian SpaceX mengenai respons tubuh terhadap lingkungan luar angkasa. Hal ini dilakukan dengan harapan manusia siap melakukan penerbangan jarak jauh ke luar angkasa. (Air Rehana)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel