Bisnis.com, Jakarta – Siapa yang tak kenal tas merek Hermès, tas mewah yang harganya mencapai puluhan juta bahkan puluhan miliar. 

Menurut daftar termahal, tas Hermès mendominasi 10 besar tas termahal di dunia, dengan harga berkisar Rp 2,5 miliar hingga Rp 32 miliar. 

Bukan hanya kepiawaian pembuatnya saja, tapi bahan yang digunakan, seperti memasang ribuan berlian dengan menggunakan lapisan emas, atau karena hanya dibuat sedikit dan bisa dihitung dengan satu tangan, berarti tas Hermès bisa bernilai di mata. dunia. langit. lebih tinggi. 

Di balik tas mahal tersebut adalah desainer Thierry Hermès yang memulai karirnya tanpa membuat tas. Dia adalah seorang penyamak kulit yang membuat tali kekang dan pelana untuk menunggang kuda. 

Pendiri Hermès lahir di Krefeld, Jerman, pada tahun 1801 dari ibu berkebangsaan Jerman dan ayah berkebangsaan Prancis. Karena kematian orang tuanya akibat sakit dan perang, ia pindah ke Prancis pada tahun 1821 sebagai yatim piatu. 

Untuk bertahan hidup, Hermès mempelajari perdagangan kulit di Perancis, yang kemudian menjadikannya seorang wirausaha. 

Ia kemudian membuka bengkel pelana dan kekang di Paris pada tahun 1837. Ia membuka toko pertamanya di Jardin Boulevard. 

Selama dekade berikutnya, Thierry Hermes menciptakan beberapa pelana dan kekang terbaik untuk perdagangan kereta dan karya industrinya dengan cepat menjadi populer di kalangan elit Eropa.

Hermes ahli dalam memproduksi kuda, kereta, dan kereta yang dibutuhkan masyarakat saat itu. Ia membangun perusahaannya dengan memperkenalkan kekuatan menjahit yang hanya bisa dilakukan dengan tangan.

Setelah membuka tokonya, kliennya menjadi semakin populer di kalangan orang kaya, termasuk wanita cantik Paris, keluarga kerajaan Eropa, dan Kaisar Napoleon III serta Ratu Eugenie. Belakangan, usahanya terus berkembang hingga beralih dari pembuatan ikat pinggang dan pelana menjadi jas, tas, dan resleting.

Ketika bisnisnya berkembang, Hermès mewariskannya kepada putranya, Charles-Émile. Setelah itu, untuk mengelola bisnis ayahnya, Charles Emile juga meminta bantuan kedua putranya, Adolphe dan Emile Maurice, yang membantu mengembangkan bisnisnya tidak hanya di dekat Paris, tetapi juga di Eropa, Afrika Utara, Rusia, Amerika, dan Eropa. Asia. 

Di bawah manajemen Adolphe dan Emile, bisnis Hermès juga dipindahkan ke 24 rue Faubourg Saint-Honoré, tempat klien kayanya berada. Pada abad ke-20 mereka mengganti nama perusahaan menjadi Hermès Frès dan terus mengembangkan bisnis pelana.

Adolphe meninggalkan Hermès pada tahun 1919 karena dia tidak yakin perusahaan tersebut akan bertahan di era mobil menggantikan kuda. Meski demikian, Emile Maurice optimistis bisa melanjutkan kiprahnya dan menjadi satu-satunya pemimpin Hermès. 

Alih-alih bangkrut, ia mampu mengembangkan perusahaannya dengan membuat aksesoris kulit untuk mobil bahkan koleksi pakaian.

Tas kulit Hermès pertama kali diperkenalkan pada tahun 1922 setelah istri Emile Maurice mengeluh tidak dapat menemukan tas yang disukainya.

Seiring berkembangnya perusahaan, Emile Maurice pun mewariskan perusahaan tersebut kepada putra dan menantunya, Robert Dumas, Jean-René Gerand, dan Francis Bosch. Saat ini Hermès dikelola oleh generasi keenam dan perusahaan dikelola oleh Axel Dumas.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel