Bisnis.com, Jakarta — Siapa yang tak kenal dengan merek kosmetik Wardah? Sebuah brand kecantikan lokal yang mempelopori konsep kosmetik halal terbesar di Indonesia.

Selain konsep jujur, Varda baru-baru ini memperkenalkan konsep produk perawatan kulit berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam pengembangan produk terbarunya, Varda telah melakukan penelitian dengan para profesional dan ahli kulit, serta lembaga pendidikan.

Penelitian ini dilakukan pada 515 orang dari seluruh etnis, jenis dan kondisi kulit di Indonesia, sehingga produk tersebut lebih cocok untuk kulit orang Indonesia.

Komitmen penelitian untuk menciptakan produk yang tepat bagi masyarakat Indonesia tidak lepas dari campur tangan pendirinya, Nurhayati Subakat.

Pengusaha muslim itu menempatkan merek Wardah di bawah PT Paragon Technology and Innovation (PTI). Meski brand Nurhayati sudah merambah ke 14 gaya, ia dikenal sebagai sosok yang sederhana.

Nurhayati Subakat – Lahir pada 27 Juli 1950, tak hanya seorang pengusaha, namun juga seorang dermawan Indonesia.

Dibesarkan di Padang, Sumatera Barat, Nurhayati belajar farmasi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia berhasil menjadi lulusan terbaik Sarjana Farmasi ITB dan lulus pada tahun 1975. 

Seusai kuliah, Nurhayati memulai karirnya sebagai apoteker di Rumah Sakit Pusat M. Jamil (RSUP) Padang. Setelah menikah pada tahun 1978, ia pindah ke Jakarta bersama suaminya dan bekerja sebagai petugas kendali mutu di perusahaan kosmetik Wella.

Pengalamannya bekerja di industri farmasi menginspirasinya untuk memulai bisnis sendiri. Pada tahun 1985, ia dan istrinya akhirnya memulai bisnis rumahan mereka yang disebut Pusaka Tradisi Ibu. Produk pertama adalah perawatan rambut merk Putri. 

Lima tahun kemudian, tepatnya pada Desember 1990, Nurhayati memperluas kapasitas produksinya dengan mendirikan pabrik pertama di kawasan industri Cibodas. 

Melalui pabrik barunya, ia mengembangkan beberapa produk dan merek baru, antara lain Wardah yang diluncurkannya pada tahun 1995, dan memelopori kosmetik berlabel halal.

Selain itu, PTI juga meluncurkan merek kosmetik lain seperti kosmetik Make Over untuk pasar profesional dan Emina untuk remaja.

Pada tahun 2011, PT Pusaka Tradition Ibu berganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation (PTI) yang kini memiliki sembilan merek antara lain Putri, Wardah, Make Over, Emina, Kahf, Laboré, Biodef, Instaperfect dan Crystallure. 

Varda sendiri masih menjadi kontributor pendapatan utama, yakni menyumbang 70% terhadap total pendapatan perseroan.

Paragon sendiri masih berstatus perusahaan tertutup, sehingga perkiraan kekayaan keluarga Nurhayati yang mempekerjakan 12.000 orang itu hanya perkiraan. Majalah ekonomi Forbes memperkirakan kekayaan bersih Nurhayati sekitar 1,5 miliar USD atau Rp 24 triliun.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA