Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha Telkom Group, PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma) memberikan kabar terkini serangan ransomware Brain Cipher di Pusat Data Sementara Nasional (PDNS) 2 di Surabaya. Telkomsigma merupakan pengelola PDNS 2.
VP Legal & Compliance Telkomsigma Reza Topobroto mengatakan hingga saat ini Telkomsigma sebagai bagian dari kerjasama operasional (KSO) terus aktif mendukung langkah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Siber Nasional dan Badan Sandi Negara (BSSN), serta mitra lain yang terlibat dalam upaya pemulihan data secara intensif.
“Dengan mengaktifkan krisis center SCC yang selalu beroperasi 24×7, memastikan pemulihan layanan dapat terkendali secara efektif dan aman,” Reza kepada Bisnis, Rabu (10/7/2024).
Selain itu, Reza mengatakan Telkomsigma masih fokus menerapkan rencana pemulihan bencana (DRP) dan menunggu hasil investigasi digital dari lembaga yang ditunjuk pemerintah.
Sayangnya, perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group belum bersedia berkomentar lebih jauh terkait serangan ransomware tersebut.
“Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi Kementerian Koordinator Kebijakan, Hukum, dan Keamanan sebagai sumber tunggal jika terjadi serangan ransomware terhadap PDNS 2,” ujarnya.
Serangan ransomware melumpuhkan sistem PDNS 2 yang dikelola Telkomsigma pada Kamis (20/6/2024) lalu. Perlu diketahui, PDNS 2 membawahi 282 kementerian/lembaga.
Berdasarkan informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, hingga 26 Juni 2024, 85% atau 239 organisasi terkena serangan ransomware Brain Cipher. Sementara hanya 15% atau 43 organisasi yang tidak terdampak.
Jika melihat riwayat kejadian, terdapat upaya untuk menonaktifkan fitur keamanan Windows Defender mulai tanggal 17 Juni 2024 pukul 23.15 WIB, yang memungkinkan berjalannya aktivitas jahat (malicious).
Aktivitas berbahaya dimulai pada tanggal 20 Juni 2024 pukul 00:54 WIB, termasuk instalasi file berbahaya, penghapusan sistem file penting, dan penghentian layanan yang berjalan. Pada tanggal 20 Juni 2024 pukul 00:55 WIB diketahui Windows Defender mengalami crash dan tidak dapat berfungsi.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel