Bisnis.com, Tangerang – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan, keputusan perluasan penerima manfaat Skema Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) akan bergantung sepenuhnya pada penemuan gas baru di masa depan.​

Ariffin mengatakan, untuk saat ini pihaknya akan fokus melaksanakan alokasi HGBT yang telah disetujui pada tahun ini. Ariffin mengatakan pihaknya sedang mengevaluasi pelaksanaan program gas khusus tersebut dengan berkoordinasi erat dengan departemen teknis lainnya.

Selasa (14/5), Arifin saat bertemu dengan BSD Tangerang usai pembukaan IPA Convex ke-48 mengatakan, “Jika kita bisa bertahan sekarang dengan sumber daya yang telah dialokasikan sebelumnya, maka akan berlaku hingga tahun 2024 dan masa depan akan bergantung pada gas bumi. penemuan.

Di sisi lain, Ariffin mengatakan kelanjutan rencana proyek harga gas bumi industri menjadi perhatian pemerintah, bertujuan untuk menciptakan daya saing industri yang lebih kompetitif dibandingkan dengan negara lain. ​

Arifin mengatakan, menciptakan daya saing industri lokal juga menjadi harapan Presiden Joko Widodo. Dengan cara ini, kata dia, pihaknya akan berupaya mendorong kebijakan mulai dari dalam negeri, rantai pasok, hingga industri.​

“Kita harus kompetitif kan, dan itu salah satu idenya dengan harga gas,” ujarnya. ​

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah meminta otoritas industri untuk melakukan penilaian lebih lanjut terhadap industri yang menerima kebijakan HGBT. ​

Permintaan tersebut menyusul surat Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita yang meminta perpanjangan skema harga khusus gas. Surat bernomor B/25/M-IND/IND/I/2024 ditujukan kepada Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. ​

Merujuk pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 91 Tahun 2023 tentang Konsumen HGBT, kebijakan harga insentif hulu gas akan dihentikan pada tahun ini.​

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga mengatakan langkah penegakan IGBT dapat menyasar sektor industri secara lebih luas. Menurut dia, HGBT sebesar $6 per juta British thermal unit (MMBtu) selama ini hanya ditargetkan pada tujuh sektor industri yang diperbolehkan menerima gas tersebut.

“Tidak ada seorang pun di kantor kami yang tertinggal, kami semua menyediakannya.” Karena pada dasarnya, mengapa tujuh? Ini adalah strateginya sejak awal. Tapi Kemenperin utamanya memajukan semua industri, tidak hanya tujuh industri saja,” ujarnya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (19 Februari 2024).

Sedangkan tujuh sektor industri yang terlibat adalah pupuk kimia, petrokimia, petrokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.

Oleh karena itu, Argus juga mendorong seluruh sektor industri untuk memiliki akses terhadap harga gas yang murah. Sebab, terdapat 24 subsektor industri yang juga membutuhkan gas bumi murah.​

“Saya minta perpanjangan karena itu yang kita inginkan, karena harga gas bumi menjadi kunci daya saing produk industri kita,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel