Bisnis.com, JAKARTA – Deputi Direktur Perencanaan Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Kelautan dan Investasi atau Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan pengembangan bahan bakar hidrogen baik untuk kendaraan maupun truk.

Secara pribadi, ia meyakini penggunaan bahan bakar hidrogen memiliki angka kematian yang sangat tinggi. Oleh karena itu, teknologi ini cocok untuk kendaraan yang memiliki muatan besar dan menempuh jarak jauh.

“Untuk penumpang kita coba, tapi sepertinya dengan perkembangan teknologi BEV sepertinya saat ini baterainya sudah habis, karena secara fisika dan kimia hidrogen bisa mati,” ujarnya di JIExpo Kemayoran, Selasa. (30/4/2024).

Namun, dia mengatakan pemerintah tidak akan mengesampingkan teknologi di masa depan. Sebab, kebijakan pemerintah adalah mencapai zero waste.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo sedang menjajaki pengembangan mobil bertenaga hidrogen yang masih menunggu langkah dari pemerintah.

Presiden saya Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan pemerintah harus melakukan kajian dan mengidentifikasi peta jalan jangka panjang pengembangan teknologi hidrogen di dalam negeri.

Menurut dia, industri mobil akan mampu beradaptasi dengan kebutuhan teknologi hidrogen jika pemerintah sudah melakukan riset dan memutuskan rencana jangka panjang.

“Pemerintah akan melakukan kajian dan pengambilan keputusan dalam waktu yang lama. Perlukah teknologi hidrogen menjadi yang utama? Nanti perusahaan bisa menyesuaikan diri,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (4/3/2024).

Pemerintah benar-benar berupaya mengembangkan energi terbarukan untuk melaksanakan transisi energi dan mendorong tujuan Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih.

Kementerian Energi dan Infrastruktur (ESDM) juga tengah mendalami ada tiga sumber yang akan diproduksi.

Menurut Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi, tiga energi baru yang saat ini fokus dikembangkan pemerintah adalah nuklir, hidrogen, dan amonia.

“Untuk mencapai hal ini, kita memerlukan energi terbarukan dan di masa depan kita memerlukan energi baru yang murah yang bisa kita dapatkan di sini, dan kita fokus pada tenaga nuklir, hidrogen, dan amonia.” Nanti akan kita lakukan di sana,” kata Yudo pada Oktober 2023.

Lihat berita dan cerita lainnya di Google Berita dan Channel WA