Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Komponen Otomotif, PT Selamat Selamat Tbk. (SMSM) tak memungkiri penjualan sepeda motor dan mobil mempengaruhi kinerja perseroan pada kuartal I 2024. Perusahaan sedang melakukan operasi keuangan untuk mempertahankan jalurnya.

Chief Financial Officer SMSM Ang Andri Pribadi mengatakan operasional dilakukan dalam beberapa hal seperti perampingan divisi, pembuatan lini produksi, dan program pengurangan biaya untuk menekan biaya non operasional.

Program pengurangan biaya seringkali melibatkan beberapa faktor, termasuk negosiasi biaya, peningkatan efisiensi, penggalangan dana, dan analisis biaya.

Dikatakan bahwa langkah ini harus diambil untuk melindungi hasil dan keuntungan.

“Kinerja tersebut tercermin dari laba kotor, laba usaha, dan laba yang meningkat masing-masing sebesar 35%, 25%, dan 19%,” jelasnya.

Berdasarkan laporan keuangan 31 Maret 2024, SMSM mencatatkan penjualan sebesar Rp 1,15 triliun pada kuartal I 2024, turun 9,54% dari Rp 1,27 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Seiring turunnya penjualan, beban pokok juga turun 11,28% dari Rp 841,69 miliar menjadi Rp 746,73 miliar year-on-year (y-o-y).

Setelah dikurangi berbagai biaya yang disesuaikan, SMSM melaporkan laba periode berjalan yang disumbangkan induk usaha sebesar Rp 215,01 miliar pada kuartal I 2024, turun 2,96% dari Rp 221,58 miliar year-on-year.

Ia mengatakan pada triwulan I 2024 akan terjadi penurunan karena menurunnya animo terkait ketidakpastian pemilu yang digelar Februari lalu.

Selain itu, Hydraxle Perkasa sebagai bagian dari SMSM juga mengalami kendala akibat menurunnya pangsa produk mineral yang membutuhkan mengingat produknya ditujukan untuk pasar lokal yang sekitar 70% mengarah ke mineral.

Sementara anjloknya pasar ekspor juga terkait dengan situasi ketegangan geopolitik global antara Rusia-Ukraina, konflik Israel-Iran, dan terganggunya jalur Laut Hitam, ujarnya kepada Bisnis, Senin (5/6/2024). ).

Di sisi lain, sentimen negatif seperti Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga hingga 6,25% juga mempengaruhi kinerja SMSM meski tidak signifikan. Sementara itu, depresiasi rupee terhadap dolar AS disebut berdampak positif.

Sebab, terdapat natural hedging yang artinya nilai ekspor jauh lebih besar dibandingkan nilai impor.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel