Bisnis.com, BANDAR LAMPUNG – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF mengungkapkan ada risiko di balik peluang pertumbuhan pembiayaan setelah suku bunga dasar Bank Indonesia atau BI rate turun menjadi 6%. Selain BI, The Fed juga memutuskan menurunkan suku bunga menjadi 4,75%-5%.

Kepala Ekonom SMF Research Institute Martin Daniel Siyaranamual menjelaskan penurunan suku bunga tentunya akan berdampak positif pada sektor perumahan, dimana dengan turunnya suku bunga maka suku bunga kredit dan KPR juga akan turun. Oleh karena itu, menurutnya, kemungkinan pertumbuhan pasar pembiayaan dan perumahan pada tahun 2025 cukup besar.

“Di satu sisi ini merupakan arah yang positif dari sudut pandang kebijakan moneter. Namun di sisi lain harus hati-hati. Kelas menengah kita menyusut karena kelas menengahlah yang paling banyak mengonsumsi, termasuk sektor perumahan,” Martin ungkapnya pada konferensi pers kinerja SMF Semester I/2024 di Lampung, Minggu (29/09/2024).

Sentimen positif lainnya, selain turunnya suku bunga, adalah imbal hasil surat utang negara (SUN) yang juga menurun. Sebagai perusahaan yang mengarahkan pembiayaan ke perbankan penyalur KPR, Martin mengatakan pihaknya menerima pembiayaan dari pasar modal melalui penerbitan obligasi.

“Patokannya adalah SUN obligasi pemerintah. Saat ini, imbal hasil sedang turun, dan itu hal yang bagus. Artinya kita hanya perlu menawarkannya dengan imbal hasil yang tidak terlalu tinggi untuk diterbitkan,” kata Martin.

Martin menjelaskan, secara umum imbal hasil obligasi yang diterbitkan swasta lebih tinggi dibandingkan pemerintah. Jika imbal hasil obligasi pemerintah turun, mereka akan mengikuti jejaknya. Meski demikian, Martin kembali mengingatkan bahwa ada risiko di balik kesempatan kedua ini.

“Pertanyaannya apakah kondisi ini bisa dikurangi pada tahun 2025. Hal ini belum terlihat. Kenapa, karena kalau kita bicara SUN pasti erat kaitannya dengan pendanaan pemerintah Indonesia ke depan, ”ujarnya.

Martin menjelaskan, pemerintah mempunyai dua pilihan ketika memiliki beban belanja yang besar. Yang pertama – dengan menaikkan pajak, atau yang kedua – dengan menerbitkan surat utang.

Ia berharap cara yang ditempuh pemerintah adalah dengan merangsang penerimaan pajak agar permintaan penerbitan SUN tidak tinggi. “Kalau output SUN rendah, profitabilitas SUN turun, SMF juga bisa diuntungkan. Bisa juga ditingkatkan, kita juga bisa leverage, kita bisa leverage lagi,” kata Martin.

Sementara itu, sejak 2009 hingga Juni 2024, SMF menerbitkan 63 obligasi senilai Rp64,95 triliun yang terdiri dari 50 penerbitan obligasi/sukuk (penawaran umum) senilai Rp60,16 triliun, 12 kali lipat obligasi jangka menengah (penawaran terbatas) Rp4,67 triliun. (termasuk penerbitan Sukuk Mudharaba SMF I melalui penawaran terbatas) dan penerbitan surat komersial satu kali senilai Rp 120 miliar.

Martin melanjutkan, hal tersebut merupakan anomali dimana ketika BI rate turun tidak diikuti dengan penurunan imbal hasil SUN. Hal ini terjadi pada tahun 2020 ketika perekonomian sedang terpuruk. Ia memperkirakan kondisi perekonomian Indonesia akan tetap stabil pada tahun depan, meski kebijakan ekonomi pemerintahan baru tetap berperan besar.

“Mudah-mudahan tahun depan masih bagus, artinya imbal hasil SUN dan BI rate bisa turun. Tapi itu sangat bergantung pada kebijakan keuangan pemerintahan berikutnya,” kata Martin.

Sementara itu, Direktur Ekonomi Center for Economic Law Research (Celios), Nailul Huda, mencatat beberapa momen di mana Presiden terpilih Probov selalu mengatakan akan menambah utang negara hingga rasio utang terhadap PDB mendekati 50%.

Huda menjelaskan, ada dua opsi untuk meningkatkan utang yang lebih populer. Yang pertama adalah dengan mengurangi risiko utang publik melalui penguatan kelembagaan, dan yang kedua adalah dengan memastikan kompensasi yang tinggi bagi investor. 

“Jika kita menerima opsi kedua, pemerintah memastikan suku bunga tinggi, maka bunga obligasi badan usaha, termasuk PT SMF, akan cukup tinggi. Pada akhirnya, PT SMF akan kesulitan menagih utang masyarakat. mungkin juga bisa dipertimbangkan oleh tim Prabowo-Gibran,” kata Huda kepada Bisnis.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel