Bisnis.com, JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUM) di bawah Kementerian Keuangan, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) alias SMF, sejak berdiri hingga semester I 2024, telah menyalurkan pendanaan dari dana dan tabungan hingga Rp. Kapitalisasi pasarnya 113,59 triliun. Total dana ini memiliki aset Rp99,38 triliun dan cadangan Rp14,21 triliun.

CEO SMF Ananta Wiyogo menjelaskan, sebagai lembaga negara mempunyai dua tanggung jawab utama. Yang pertama adalah SMF sebagai financial provider alias penyedia keuangan bagi perusahaan distribusi keuangan dalam negeri. Ada dua cara, khususnya dalam bentuk investasi pada surat berharga.

“Uang yang kami salurkan, didaur ulang sejumlah Rp 113,59 triliun dalam bentuk tunai atau purchase with recourse senilai Rp 99,38 triliun, dan dalam bentuk sekuritisasi atau pembelian tanpa recourse senilai total Rp 14,21 triliun,” kata Ananta. pada konferensi pers pertunjukan Semester I/2024 di Lampung, Minggu (29/9/2024).

Ananta mengatakan, melalui proyek pertama ini, SMF berperan penting untuk memastikan pasar pembiayaan perumahan tetap likuid, stabil, dan efisien.

Dalam penyaluran dana tersebut, SMF menyalurkannya kepada bank umum, bank syariah, BPD, BPR, lembaga keuangan dan lembaga keuangan lainnya. Namun, Ananta memberikan catatan kuat tentang kesetaraan.

Kalau kita lihat Indonesia Bagian Barat menguasai 85,04%, Indonesia Tengah 14,37%, Indonesia Timur 0,59%. Ini tantangan, ini wajah transfer pinjaman bank. SMF tidak bisa mengarahkan [ mendistribusikan], kami satu-satunya penyedia dana bagi banyak bank di Indonesia Bagian Barat,” jelasnya.

Peran SMF yang kedua adalah sebagai Special Vehicle (SMV) Alat Fiskal dari Kementerian Keuangan. Dalam melakukan hal ini, SMF berkontribusi dalam mengurangi beban keuangan pemerintah untuk pembiayaan perumahan.

Rencananya SMF akan mendapatkan PMN dari negara dan menggunakan uang dari pasar modal. Dalam penyaluran dana KPR dari perbankan, 25% sahamnya merupakan SMF dan sisanya 75% berasal dari dana program KPR dan BP Tapera.

Saat ini, suku bunga gabungan antara SMF dan BP Tapera adalah 1,5%, sedangkan suku bunga dan margin pinjaman perbankan adalah 3,5%. Dengan cara itu, bunga pinjaman ditetapkan sebesar 5% selama 20 tahun.

“Dari tahun 2018, SMF sebagai alat anggaran hingga saat ini, kami sudah menerima PMN untuk FLPP Rp9,33 triliun. SMF sudah melakukan debt service di pasar modal yang disebut leverage, Rp14,74 triliun. Totalnya Rp24,07 triliun. Itu 25%,” dia menyimpulkan.

 Sementara itu, SMF menyebutkan total penyaluran tersebut memiliki rasio permodalan atau modal usaha sebesar 8,37 kali Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diperoleh sejak triwulan 4/2023 hingga Juni 2024 sebesar Rp 14,33 triliun. 

Dari dana tersebut, untuk penyaluran bantuan kredit perumahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP), sejak tahun 2018 hingga semester I/2024 SMF menyalurkan Rp 24,07 triliun atau setara dengan 654.430 rumah. Pendanaan dana KPR FLPP dari PMN sebesar Rp9,33 triliun ditambah dana investasi SMF sebesar Rp14,74 triliun.

Penerimaan pendapatan dividen FLPP KPR berdampak kumulatif sebesar 2,58 kali PMN yang diterima dari SMF. Untuk tahun 2024, hingga Juni 2024 jumlah KPR FLPP yang disalurkan SMF mencapai Rp 2,43 triliun atau sekitar 60.258 rumah.

Lihat berita dan cerita lainnya di Google Berita dan Channel WA