Bisnis.com, BATAM – Satuan Tugas Khusus Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) memastikan telah berinvestasi pada 113 proyek migas, Proyek Strategis Non-Nasional (PSN) hingga tahun 2029.
Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengatakan dibutuhkan investasi sebesar 3,76 miliar dolar AS atau sekitar Rp 58 triliun untuk semua proyek yang tidak terkait dengan PSN dalam 5 tahun ke depan.
“Pada tahun 2029, industri hulu migas akan memiliki total 113 proyek, dengan total nilai investasi sebesar USD 3,76 miliar atau Rp 58 triliun,” kata Dwee saat membuka IOG Supply Chain Management (SCM) Summit. 2024. Batam, Rabu (3/7/2024).
Dwi mengatakan beberapa proyek akan membantu target investasi sektor migas sebesar US$16,1 miliar atau sekitar Rp 249 triliun pada akhir tahun ini dan meningkatkan target investasi sebesar 17% dibandingkan realisasi tahun 2023. level 13,7 miliar USD atau Rp 212 triliun.
Saat ini, kata Dwee, pihaknya menargetkan pengeboran 932 sumur atau meningkat 388% menjadi 240 sumur pada tahun 2020.
“Untuk mencapai target produksi jangka panjang, industri migas Indonesia perlu menarik investasi yang lebih besar,” ujarnya.
Dway menjelaskan pada tahun 2029 akan ada empat proyek migas baru yang berasal dari provinsi Pulau Riaz.
Pertama, proyek Trout and West Belt (KKKS Medco Natuna Sea B) yang ditargetkan on-stream pada kuartal IV tahun 2024 dengan produksi sebesar 10.000 bopd dan 50 MMscfd.
Kedua, proyek Mako (KKKS West Natuna Exploration Ltd) ditargetkan on-stream pada kuartal IV 2025 dengan produksi 120 MMscfd.
Ketiga, proyek Ande-Ande Lumut (KKKS Prima Energy Natuna) yang ditargetkan beroperasi pada kuartal I 2028 dengan produksi 20.000 barel per hari.
Keempat, proyek Singa Laut dan Kuda Laut (KKKS Harbour Energy) ditargetkan online pada kuartal IV 2026 dengan produksi gas sebesar 135 MMscfd, sedangkan minyak ditargetkan online pada kuartal IV 2028 dengan produksi. sebesar 20.313 barel per hari.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel