Bisnis.com, Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo menilai kepercayaan investor terhadap BUMN Karya mulai kembali terlihat dari reaksi pasar terhadap obligasi yang diterbitkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP). itu

Kepercayaan pelaku pasar terhadap BUMN Karya mulai membaik, kata Yogie S. Perdana, Kepala Pemeringkatan Jasa Non Keuangan Segmen 2 Pefindo. Hal ini dipicu oleh kemajuan keuangan serta rencana pembayaran baru untuk proyek-proyek yang sedang berjalan.

Diketahui, emiten BUMN Karya kini mendorong pembayaran proyek tersebut melalui jadwal bulanan. Situasi ini berbeda dengan metode turnkey yang diterapkan pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu pembayaran dilakukan setelah proyek selesai. itu

“Dulu BUMN Karya cukup aktif dalam hal rencana pembayaran turnkey dan investasi aktif di tingkat proyek. Kini, sesuai instruksi Kementerian BUMN, kami fokus pada kemampuan agar rencana pembayaran pemilik proyek lebih banyak. wajar. ujarnya dalam konferensi pers online Said, Kamis (18 Juli 2024).

Di sisi lain, Yogie mengatakan tumbuhnya kepercayaan investor terhadap BUMN Karya juga terlihat dari serapan obligasi yang diterbitkan ADHI dan PTPP pada semester I 2024.

“Ada dua emiten yang bekerja, yaitu Adhi Karya dan PTPP, dan obligasi yang diterbitkan keduanya diterima dengan baik. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan investor terhadap segmen pekerjaan meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.

Diketahui, ADHI telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV tahap pertama dengan jumlah pokok Rp 102,72 miliar. Aksi korporasi tersebut berupa penawaran umum berkelanjutan seri Obligasi Berkelanjutan IV Adhi Karya dengan target pendanaan Rp 5 triliun.

Tahap pertama, ADHI menerbitkan obligasi dengan jumlah pokok Rp 102,71 miliar yang akan jatuh tempo pada 9 Juli 2027. Sementara itu, tingkat bunga obligasi ditetapkan sebesar 10,65% per tahun, berjangka waktu tiga tahun. tahun, dihitung sejak tanggal diterbitkan. dilepaskan.

Manajemen perseroan menjelaskan dalam prospektus bahwa seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi masyarakat akan digunakan untuk melunasi porsi pokok Obligasi Berkelanjutan III Adhi Karya Tahap II 2021.

Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja, dalam hal ini untuk membiayai kegiatan usaha jasa konstruksi, khususnya untuk membayar upah kepada pekerja, pemasok, dan subkontraktor.

Atas obligasi tersebut, Adhi Karya mendapat rating idA- dari Pefindo pada 15 Maret 2024 dengan periode pemeringkatan hingga 1 Maret 2025. Perseroan menunjuk Bank Mega sebagai wali amanat sehubungan dengan aksi korporasi tersebut.

Pada saat yang sama, PTPP menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV PTPP Tahap 1 Tahun 2024 senilai Rp434,62 miliar. Aksi korporasi tersebut merupakan rangkaian penawaran umum dengan total target penggalangan dana Rp3 triliun.

Pada penerbitan obligasi pertama, perseroan mematok bunga obligasi sebesar 10,25% per tahun. Jangka waktu obligasi ini adalah tiga tahun sejak tanggal penerbitan. itu

Pengelola PTPP mengatakan, bunga obligasi akan dibayarkan setiap tiga bulan sejak tanggal emisi. Tanggal pembayaran bunga obligasi pertama ditetapkan pada 28 September 2024, dan tanggal pembayaran bunga obligasi saat ini juga ditetapkan pada 28 Juni 2027.

Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel