Bisnis.com, Jakarta – Singapura memerlukan waktu tiga minggu di fasilitas yang ditunjuk pemerintah bagi mereka yang pernah melakukan kontak dengan pasien penderita mpox.

Langkah ini dilakukan ketika negara kota tersebut mendukung pembatasan yang serupa dengan yang diterapkan selama era Covid dalam upaya mencegah penyebaran lokal dari virus yang bermutasi.

Bloomberg melaporkan bahwa industri kesehatan akan mulai memperketat pencarian setelah diagnosis infeksi strain clade I mpox yang lebih berbahaya.

Menurut Kementerian Kesehatan, orang-orang yang memiliki kontak dekat dengan orang yang mengidap penyakit ini akan disimpan di fasilitas umum yang ditunjuk selama 21 hari, yang merupakan masa inkubasi yang dikenal di Afrika. 

Namun, menurut Thej, jenis cacar monyet clade I diyakini lebih mematikan sehingga mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat pada pertengahan Agustus.

Singapura adalah salah satu dari sedikit negara di kawasan Asia Pasifik yang berhasil menghilangkan penularan internal Covid-19 berkat tindakan ketat, termasuk karantina Covid-19 dan pembatasan pencatatan.

Respons yang kuat memberikan negara ini perasaan normal sebelum epidemi, sebelum menjadi pandemi, sehingga mengurangi operasional.

Untuk memastikan respons terhadap mpox tidak rumit, Menteri Kesehatan Ong Ye Kung mengatakan negara kota tersebut tidak boleh mengambil “tindakan kejam dan provokatif” seperti yang diterapkan pada Covid-19.

Obat Jynneos dari Bavarian Nordic A/S disetujui di Singapura untuk pencegahan mpox dan cacar. Pemerintah akan memberikan vaksin secara gratis kepada petugas kesehatan dan orang-orang dengan status tinggi, termasuk kontak dekat dengan kasus terkonfirmasi, kata Menteri.

Singapura telah mulai melakukan pemeriksaan terhadap penumpang dan awak pesawat yang datang dari daerah rawan virus. Masker tidak direkomendasikan untuk orang sehat, namun perusahaan akan mempertimbangkan untuk melakukannya jika terdapat bukti adanya penyakit pernapasan parah.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel