Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat (AS) sangat menguat mendekati 160 yen, di tengah kehati-hatian para pedagang menunggu rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) pekan ini.
Pergerakan mata uang internasional terhadap dolar AS beragam. Di perdagangan Asia, euro melemah semalam dan menetap di $1,0708. Yen Jepang terlihat di $159,71 terhadap dolar, mencapai tingkat di mana otoritas Jepang kemungkinan akan melakukan intervensi pada April 2024.
Sementara itu, pasar menunggu rilis data ekonomi AS yang dijadwalkan pada Jumat (28/6) yang diperkirakan menunjukkan pertumbuhan tahunan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti. angka ini akan melambat menjadi 2,6% pada Mei 2024. Angka tersebut merupakan yang terendah dalam lebih dari tiga tahun terakhir, sehingga membuka kemungkinan penurunan suku bunga.
Para pengambil kebijakan The Fed terus memberikan sinyal bahwa keputusan mereka akan bergantung pada data ekonomi. Gubernur Fed Lisa Cook dan Michelle Bowman menekankan perlunya kehati-hatian. “Inflasi di AS masih tinggi dan saya masih melihat beberapa risiko inflasi lebih lanjut mempengaruhi prospek saya,” jelas Bowman, Rabu (26 Juni 2024), menurut Reuters.
Dolar yang kuat juga memberikan tekanan pada yuan Tiongkok. Pada pukul 09.02 WIB, yuan melemah 0,04% terhadap dolar di 7,2656, terendah bulanan. Ahli strategi Societe Generale Kit Juckes mengatakan yen telah mengalami pergerakan yang lebih besar dibandingkan yuan, meskipun jarang bergerak ke dua arah.
Rupee sendiri terlihat melemah 0,41% terhadap dolar hingga diperdagangkan pada 16.441,5 pada pukul 09.05 WIB. Direktur Laba Forexindo Futures Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan berfluktuasi namun stabil di kisaran Rp16.320-16.400 terhadap dolar AS pada Rabu (26/06).
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA