Bisnis.com, Jakarta – Joko Widodo (Jokowi) merilis prakiraan makro yang menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,2% dan inflasi 2,5% pada tahun 2025. Lantas, bagaimana pengaruh pembacaan nota keuangan ini terhadap pasar modal?

Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Wakil Direktur Riset dan Investasi, melihat daya beli dan biaya terus menurun pada tahun 2025. Akibat kenaikan harga barang, kelas menengah mulai memberikan tekanan kepada kelas bawah. 

“Oleh karena itu, diharapkan ketika The Fed menurunkan suku bunganya, maka mereka juga bisa menurunkan suku bunganya,” ujarnya, Jumat (16/8/2024). 

Dengan langkah ini, lanjutnya, pemeliharaan daya beli, konsumsi, dan kelayakan kredit harus didorong. Selain itu, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen juga terlihat masih dapat dicapai, apalagi penurunan suku bunga dapat segera dilakukan mulai tahun depan, seiring dengan peningkatan konsumsi domestik, untuk menggairahkan perekonomian. 

Di sisi lain, kata dia, pemerintah akan mengurangi anggaran infrastruktur sebesar Rp400,3 triliun pada tahun 2025 yang akan berdampak pada pembangunan, terutama dalam pemerataan ekonomi. Namun jika dibandingkan RAPBN 2024 sebelumnya, penurunan anggaran infrastruktur tidak terlalu besar, yakni dari Rp422,7 triliun menjadi Rp400,3 triliun. 

“Juga seperti kita tahu, tahun 2025 adalah peralihan dari pemerintahan lama ke pemerintahan baru, jadi kalau dilihat anggaran ini tentu terlihat sesuai dengan tema tahun 2025,” ujarnya.

Nico juga mencatat belanja pemerintah sendiri meningkat sebesar 8,66%, memenuhi ekspektasi pemerintah terhadap penguatan konsumsi dalam negeri.

Dengan perkiraan makro tersebut, Nikko mencatat bahwa dampaknya terhadap pasar modal kemungkinan tidak akan terlalu besar. Namun jika melihat spekulasi rupiah yang berada pada level yang jauh lebih tinggi yaitu Rp 16.100, ada indikasi bahwa rupiah akan terus melemah di tengah tingginya volatilitas pasar saat ini. 

Selain itu, imbal hasil SUN tenor 10 tahun juga meningkat hingga 7,1% meski suku bunga turun. 

“Data perekonomian yang tersedia setiap hari bisa berbeda-beda,” ujarnya.

Lihat berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel