Bisnis.com, Jakarta – PT Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN (BDMN) menerapkan berbagai strategi untuk memastikan pertumbuhan kredit tetap kuat tahun ini di tengah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi 6,25%.

Kinerja kredit dan trade finance Bank Danamon meningkat 18% year-on-year menjadi Rp 179,7 triliun pada kuartal pertama tahun 2024, didorong oleh pertumbuhan di seluruh segmen bisnis.

Meski begitu, BI memasukkan kenaikan suku bunga dasar dalam agenda rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 23-24 April 2024. BI rate kini mencapai level 6,25%, naik 25 basis poin (bps) dan tertahan di level 6% sejak Oktober 2023.

Bank Danamon tetap optimis terhadap kemungkinan mempertahankan pertumbuhan kredit sebesar dua digit sejalan dengan sektor perbankan meskipun kondisi perekonomian saat ini dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin, kata Dadi Budiana, direktur manajemen risiko Bank Danamon. target pertumbuhan departemen. .

“Dalam menjalankan upaya tersebut, kami akan selalu berpegang pada prinsip kehati-hatian, menerapkan manajemen risiko yang ketat, dan memprioritaskan penyaluran kredit kepada nasabah di industri yang berpotensi dan memiliki rekam jejak yang baik,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (2/5/2024).

Bank Danamon juga berkomitmen untuk memperkuat hubungan nasabah eksisting dan akuisisi nasabah baru melalui ekosistem yang kuat dan kemitraan dengan Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG).

Selain itu, bank keuangan mendukung kebijakan Bank Indonesia untuk memperluas cakupan sektoral kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM), yang diharapkan dapat mendorong peningkatan kredit ke berbagai sektor yang memiliki potensi besar dalam mendorong pemulihan dan pertumbuhan perekonomian nasional.

Selain menaikkan suku bunga acuan, Bank Indonesia juga memperkuat upaya KLM dalam mendorong pertumbuhan kredit dengan memperluas cakupan industri prioritas. Sektor prioritas peluncuran KLM meliputi konstruksi dan real estate produktif. Insentif ini berlaku mulai 1 Juni 2024.

Meski begitu, Amin Nurdin, dosen senior Lembaga Bank Pembangunan Indonesia (LPPI), mengatakan kenaikan suku bunga acuan BI akan berdampak pada perlambatan kredit dalam enam bulan ke depan.

“Ketika pertumbuhan kredit melambat dan beberapa debitur mengalami kesulitan pembayaran, hal ini akan berdampak pada NPL/kredit bermasalah perbankan yang pada akhirnya berdampak pada kinerja ke depan secara keseluruhan,” kata Amin kepada Bisnis, pekan lalu (25 April 2024).

Sementara itu, menurut data BI, penyaluran kredit perbankan akan terus tumbuh pesat dengan laju year-on-year sebesar 12,4% pada Maret 2024 atau triwulan I-2024. Pertumbuhan kredit perbankan pada Maret 2024 lebih cepat dibandingkan bulan lalu atau Februari 2024, dengan pertumbuhan year-on-year sebesar 11,28%.

Pertumbuhan kredit perbankan pada awal tahun 2024 juga akan lebih cepat dibandingkan awal tahun lalu. Berdasarkan statistik, pertumbuhan kredit perbankan pada Maret 2023 mencapai 9,93% year-on-year.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel