Bisnis.com, JAKARTA — Emiten komponen otomotif, PT Selamat Selamat Tbk. (SMSM) berencana membagikan dividen sebesar Rp 230,34 miliar atau Rp 40 per saham kepada investor besok, Selasa (16/7/2024).

Dividen tunai SMSM akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham atau kepada pemegang saham pada sub rekening efek PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada tanggal 3 Juli 2024.

Tanggal ex-dividen SMSM adalah 1 Juli 2024 atau Senin dua pekan lalu, berdasarkan keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Hari ini adalah hari kumulatif di pasar tetap dan pasar negosiasi.

Selain itu, tanggal ex-dividen untuk pasar tetap dan negosiasi adalah 4 Juli 2024.

Sedangkan besaran dividen pasar tunai akan dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2024, dan hari sebelumnya pembagian dividen pasar tunai adalah tanggal 4 Juli 2024. Tanggal pencatatan pemegang saham yang berhak menerima dividen tunai adalah tanggal 3 Juli , 2024. Tanggal ex-dividen: 16 Juni 2024 Dibuat oleh SMSM.

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) SMSM yang digelar pada Jumat (21/6/2024) menyetujui pembagian dividen sebesar Rp230,34 miliar atau setara Rp40 per saham.

Sementara SMSM mencatatkan laba bersih sepanjang tahun 2023 sebesar Rp944,18 miliar. Sementara saldo laba ditahan yang belum dibagikan sebesar Rp2,97 triliun. 

Sedangkan total ekuitas SMSM tercatat sebesar Rp 3,21 triliun pada akhir Desember 2023.

SMSM bertujuan untuk mengurangi beban kinerja

PT Selamat Selamat Tbk. (SMSM) tidak menutup kemungkinan lesunya penjualan sepeda motor dan mobil di dalam negeri berdampak pada kinerja perseroan pada kuartal I 2024. Perseroan menerapkan efisiensi biaya produktivitas untuk menjaga margin.

CFO SMSM Ang Andri Pribadi mengatakan efisiensi telah diterapkan di berbagai bidang seperti penyederhanaan komponen, otomatisasi lini produksi, dan program pengurangan biaya untuk mengurangi biaya yang tidak efisien. 

Program pengurangan biaya biasanya melibatkan beberapa hal, seperti negosiasi harga, peningkatan efisiensi operasional, pengendalian biaya, dan analisis biaya.

Langkah ini dikatakan perlu untuk menjaga tingkat produktivitas dan profitabilitas.

“Efisiensi tersebut tercermin dari peningkatan margin laba kotor, laba usaha, dan laba bersih masing-masing menjadi 35%, 25%, dan 19%,” jelasnya.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2024, SMSM membukukan penjualan sebesar Rp1,15 triliun pada kuartal I 2024, turun 9,54 persen dari Rp1,27 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Akibat penurunan volume penjualan, beban pokok juga mengalami penurunan sebesar 11,28% dari Rp 841,69 miliar menjadi Rp 746,73 miliar (year-on-year).

Setelah dikurangi berbagai potongan biaya, SMSM mencatatkan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada induk perusahaan sebesar Rp 215,01 miliar pada kuartal I 2024, turun 2,96% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 221,58 miliar.

Dia mengatakan kuartal pertama tahun 2024 akan mengalami penurunan karena melemahnya permintaan akibat ketidakpastian pemilu Februari lalu.

________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA