Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menjamin tidak akan ada kebijakan baru bagi industri otomotif, termasuk insentif mobil hibrida (Hybrid Electric Vehicles/HEV).
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku banyak pihak yang menantikan kebijakan baru untuk segmen hybrid, namun menegaskan pemerintah akan tetap berpegang pada kebijakan yang ada.
Tentu saja kebijakan itu sudah diberikan kepada industri otomotif, jadi tidak ada perubahan kebijakan lebih lanjut, ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin, 8 Mei 2024. . ).
Ia juga mengatakan dengan kebijakan yang ada saat ini, penjualan mobil di segmen hybrid justru mengalami tren positif, bahkan jauh melampaui kendaraan listrik baterai (BEV).
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan grosir mobil listrik mencapai 36.053 unit pada kuartal I 2024, meningkat 59,97% dari 22.536 unit pada periode yang sama tahun lalu.
Secara spesifik, teknologi kendaraan listrik berbasis baterai atau BEV mencapai 11.944 unit pada kuartal I 2024, naik 104,1% dari 5.852 unit pada tahun lalu.
Kemudian teknologi hybrid meningkat 46,08% mencapai 24.066 unit, sedangkan plug-in hybrid (PHEV) meningkat 85,71% mencapai 43 unit.
“Kalau kita lihat penjualan mobil hybrid hampir dua kali lipat penjualan BEV. Jadi sebenarnya produk hybrid sudah berjalan dengan mekanisme yang ada,” jelasnya.
Airlangga juga menyatakan tekad pemerintah untuk terus menggalakkan penjualan kendaraan listrik. Selain itu, pameran GIIAS 2024 yang digelar pada 18-28 Juli 2024 diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pasar otomotif pada paruh kedua tahun ini seiring dengan semakin berkembangnya momentum. Rencana kenaikan PPnBM kendaraan hybrid
Di sisi lain, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengumumkan rencana kenaikan pajak barang mewah (PPnBM) yang diterapkan pada mobil hybrid secara bertahap. Hal ini juga konsisten dengan harmonisasi insentif pajak untuk kendaraan rendah karbon (LCEVs).
Tanpa mengambil tindakan, CEO Putu Juli Ardika mengatakan rencana kenaikan pajak mobil hybrid akan dilakukan secara bertahap seiring dengan penerapan investasi pabrik sel baterai dan kemasan PT Hyundai LG Indonesia (HLI).
“Memang ada pertumbuhan karena kita harus menjaga komitmen pemerintah karena ada saatnya kita ingin membagi mineral kita, terutama nikel,” kata Putu dalam FGD Penguatan Industri Otomotif, Senin (22/07/2024).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah 74 Tahun 2021 tentang PPnBM Kendaraan Bermotor, Pasal 36B menyebutkan sistem tarif yang semula harus dinaikkan untuk kendaraan listrik (BEV) jenis non baterai, termasuk hibrida.
Tarif pajak PPnBM untuk mobil HEV yang dikelompokkan berdasarkan Pasal 27 akan dinaikkan dari 7% menjadi 11%. Hal serupa juga terjadi pada model mobil hybrid ringan yang awalnya bervariasi antara 8 hingga 12 persen. Toyota dan Honda merespons
Dibayangi oleh PT Astra International Tbk adalah PT Toyota Astra Motor (TAM). (ASII) merespons rencana pemerintah PPnBM untuk kendaraan hibrida (hybrid electric vehicle/HEV).
Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy mengatakan kenaikan PPnBM akan meningkatkan harga kendaraan. Oleh karena itu, pihaknya akan terus memantau perkembangan rencana kebijakan pemerintah.
Toyota Astra Motor nantinya akan melakukan perubahan harga model kendaraan di segmen HEV jika diperlukan. Sedangkan berbagai model Toyota HEV antara lain Innova Zenix Hybrid, Yaris Cross Hybrid, dan Alphard Hybrid.
Kenaikan PPnBM pasti akan meningkatkan harga kendaraan. Oleh karena itu, kami akan terus memantau perkembangan dan menyesuaikan dengan kondisi ke depan, kata Anton kepada Bisnis, Selasa, 8 Juni 2024.
Diakuinya pula, segmen hybrid menduduki puncak penjualan kendaraan listrik di Indonesia dan semakin mendapat reaksi positif setiap tahunnya. TAM mengandalkan model Innova Zenix HEV di segmen hybrid.
Sementara itu, PT Honda Prospect Motor (HPM) sedang menyiapkan strategi jika PPnBM mobil hybrid benar-benar naik.
Direktur Penjualan dan Pemasaran PT Honda Prospect Motor Yusak Billy mengakui kenaikan tarif pajak bisa mempengaruhi penjualan segmen HEV.
Namun dia yakin pemerintah sedang mempertimbangkan cara untuk mempertahankan pembelian di segmen mobil listrik.
Perlu diketahui bahwa Honda Prospect memiliki dua model mobil hybrid; yakni Honda CR-V HEV dibanderol Rp 814,4 juta dan Accord HEV dibanderol Rp 959,9 juta. Ada kemungkinan Honda akan mengubah harga mobil hybrid jika PPnBM dinaikkan di kemudian hari.
“HEV yang kami pasarkan saat ini di sini masih diimpor dari Thailand, namun model HEV lain yang akan datang nanti, termasuk produksi lokal, akan dikenakan pajak yang berlaku nantinya,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (8/6/2024).
Menurutnya, mobil hybrid saat ini menjadi segmen elektrifikasi yang pertumbuhannya paling cepat, atau lebih tinggi dibandingkan segmen battery electric vehicle (BEV).
Meski banyak merek yang terlibat dengan model berbeda, namun pertumbuhan mobil listrik BEV di Indonesia periode I/2024 masih di bawah 3%, ujarnya.
Banyak faktor yang juga turut menyebabkan hal tersebut, seperti minat masyarakat terhadap mobil listrik dan pembangunan infrastruktur di Indonesia, kata Billy. Oleh karena itu, Honda berkomitmen untuk terus memperkenalkan beragam teknologi elektrifikasi untuk mencapai visi netralitas karbon. Berikut daftar mobil hybrid terlaris selama I/2024:
1. Toyota Kijang Innova Zenix HEV: 9.329 unit
2. Suzuki Ertiga Hybrid: 4.181 unit
3. Suzuki XL-7 Hybrid : 3.161 unit
4. Toyota Yariss Cross HEV : 2074 unit
5. Honda CR-V 2.0 e:HEV: 1.639 unit
6. Alphard Hybrid : 1.075 unit
7. Lexus LM Hibrida : 816 unit
8. Lexus RX 350h Mewah HEV: 475 unit
9. Wuling Almaz RS Hybrid : 319 unit
10. Toyota Corolla Cross HEV : 232 unit
Untuk berita dan artikel lainnya, periksa Google Berita dan Saluran WA