Bisnis.com, JAKARTA – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Mei 2024 mencatat defisit Rp 21,8 triliun. Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati pada Kamis (27/6/2024) dalam konferensi pers APBN edisi Juni. 

Shri Mulyani menjelaskan defisit APBN yang terjadi pada Mei 2024 sebesar 0,1% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). 

“Total anggaran kita defisit Rp21,8 triliun atau 0,1% PDB,” ujarnya dalam konferensi pers APBN, Kamis (27/6/2024). 

Dengan demikian, hingga akhir Mei 2024, posisi saldo awal menunjukkan angka positif atau surplus sebesar Rp 184,2 triliun. 

Shri Mulyani menjelaskan, defisit yang terjadi disebabkan oleh peningkatan belanja negara sebesar 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Pada akhir Mei 2024, belanja pemerintah sebesar Rp1.145,3 triliun atau 34,4% dari batas APBN 2024. 

Pada saat yang sama, pendapatan pemerintah dari pajak, bea cukai, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), serta subsidi, menurun sebesar 7,1% (y/y/y). 

Dimana total pendapatan negara mencapai Rp1.123,5 triliun atau 40,1% dari target APBN 2024. 

“Pada tahun 2023 dan 2022, khususnya tahun 2022, harga komoditas sangat besar sehingga penerimaan pajak dan PNBP sangat besar, perlu terus kita pantau dan waspadai,” lanjutnya. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA