Bisnis.com LABUAN BAJO – Labuan Bajo, Manggarai Barat Bandara Internasional Komodo di NTT; Maskapai ini resmi meluncurkan penerbangan internasional pertamanya pada Selasa (3/9/2024).
AirAsia Indonesia meluncurkan penerbangan internasional pertamanya dengan rute Kuala Lumpur-Lumpur-La Bombay Jo, tiga hari berturut-turut dalam seminggu.
Seperti diketahui, pada bulan April lalu, Kementerian Perhubungan menetapkan Bandara Komodo sebagai bandara internasional, dan AirAsia menjadi maskapai pertama yang membuka rute internasional. Sebelumnya ada rumor ketertarikan dari maskapai lain, tapi tidak ada kelanjutannya.
Ceppy Triono, Kepala Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) Komodo Labuan Bajo, mengatakan belum ada perusahaan selain Air Asia yang resmi mengajukan pembukaan rute internasional.
Ceppy mengatakan, “Banyak yang datang untuk melihat seberapa siap bandara ini jika dibuka rute internasional. Tapi kalau ada pengajuan resmi izin dan lain-lain, AirAsia Bisnis akan diterima di Komodo.” Bandara.
Saat ini UPBU Komodo sedang fokus pada pembenahan infrastruktur sebagai bandara internasional, dimulai dengan peningkatan fasilitas runway yang mampu menampung pesawat berkapasitas besar.
“Sekarang panjang runwaynya 2.650 meter. Dan kita akan selesaikan 100 meter, sehingga akhir 2024 kita punya runway 2.750 meter. Selain itu, kapasitas Bajo kita tingkatkan.” Kira-kira untuk menampung pesawat yang lebih besar. Saat ini hanya mampu menampung 7 pesawat dan rencananya akan ditambah 100m×100m,” ujarnya.
Menariknya, Meski berstatus bandara internasional, Bandara Komodo tidak dikelola oleh perusahaan pelat merah yang khusus mengelola bandara seperti Angkasa Pura (AP), melainkan oleh PT AP I yang mengelola wilayah Indonesia bagian timur.
Saat ini Bandara Internasional Komodo masih dikelola oleh UPBU di bawah Departemen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. UPBU pada umumnya menyelenggarakan pelayanan jasa udara dan jasa bandar udara nonkomersial.
Terkait hal itu, Ceppy Triono mengatakan pihaknya menunggu keputusan Direktorat Komunikasi Kementerian Perhubungan terkait pengelolaan bandara saat ini. Meski demikian, Ceppy mengatakan pengelolaan bandara internasional tidak selalu harus melalui AP.
“Bandara Halim bukan AP tapi ATS Whitesky, Timika, UPBU masih kerjasama dengan Avco dalam pengelolaannya. Kualanamu di Sumut juga dikelola oleh perusahaan India. Yang pasti, itu akan menjadi bisnis penerbangan atau maskapai penerbangan,” dia dikatakan. Ceppy
Ceppy menjelaskan Bandara Komodo akan dikelola Singapura untuk periode 2019-2020, namun masih belum jelas apa yang akan terjadi setelah pandemi.
“Entahlah, saya ingin bergabung dengan konsorsium Singapura untuk yang terakhir kalinya, tapi saya tidak tahu apa yang akan terjadi setelah epidemi. Akhirnya Korea tertarik. Hingga saat ini, sebagai bagian dari Kementerian Perhubungan, saya saya menunggu kebijakan di atas.
Melalui Incheon International Airport Corporation (IIAC), Korea Selatan mengelola Bandara Internasional Hang Nadim Batam bersama AP I dan WIKA dalam perjanjian patungan bernama PT Bandara Internasional Batam (PT BIB). Banyaknya masyarakat yang mengincar Bandara Komodo tidak lepas dari pertumbuhan bandara ini.
Menurut Ceppy, peningkatan penumpang dari tahun 2023 hingga saat ini mencapai lebih dari 10%. Pada Agustus 2023 jumlah penumpang sebanyak 106.000 orang, dan pada Agustus 2024 sebanyak 126.000 penumpang.
Ceppy mencatat, sejak Januari hingga Agustus, Bandara Internasional Komodo menangani lebih dari 700.000 penumpang, dan hingga akhir tahun mencapai 860.000 penumpang. Bahkan, pihaknya optimistis jumlah penumpang akan melebihi satu juta pada akhir tahun ini.
Kementerian Perhubungan Otoritas Bandar Udara Wilayah IV; Kepala Keamanan Fuadani membenarkan adanya peningkatan jumlah penumpang di Bandara Labuan Bajo. Fuadani mencontohkan data Kementerian Perhubungan dan Komunikasi yang menyebutkan terdapat 668.912 pelanggan pada Januari hingga Agustus 2024.
Jumlah penumpang tertinggi pada bulan Agustus adalah 126,744, peningkatan dari bulan ke bulan. Sedangkan pada Januari hingga Agustus, jumlah penerbangan di bandara ini sebanyak 5 ribu 758. Apalagi pada bulan Agustus pergerakan pesawat mencapai 1.044.
“Secara umum trafik penumpang ke Labuan Bajo tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu,” ujarnya saat menyambut Bisnis di Bandara Komodo usai dibukanya penerbangan internasional perdana.
Dalam laporan ekonomi sebelumnya, Kementerian Perhubungan telah mencari investor untuk mengembangkan Bandara Komodo. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Komodo memiliki potensi menarik untuk dikembangkan karena menjadi pintu gerbang menuju Labuan Bajo, destinasi wisata unggulan.
Selain itu, Kementerian Perhubungan sedang mencari mitra atau investor yang berminat mengembangkan Bandara Komodo melalui program kemitraan Pemerintah dan Organisasi Pengusaha (KPBU).
Budi Karya mengatakan, “Kami mencari mitra lokal dan internasional untuk mengimplementasikan pembiayaan kreatif ini di Bandara Komodo.”
Sebagai informasi, Dalam catatan bisnis pada Desember 2019, konsorsium PT Cardig Aero Services (CAS) Tbk. & Bandara Internasional Changi (CAI) PTE LTD bersama Kementerian Keuangan RI dan Kementerian Perhubungan RI mengumumkan KPBU untuk mengelola Bandara Komodo Labuan Bajo.
Saat itu, Bandara Komodo disebut-sebut menjadi bandara pertama di Indonesia yang menggunakan rencana proyek KPBU dengan partisipasi investor asing. Konsorsium Singapura memenangkan tender dengan total modal Rp 1,2 triliun dan masa tenggang selama 25 tahun.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.