Bisnis.com, Jakarta – Penerbit ritel milik Grup Joko Susanto, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau Alfamart, mengalami kenaikan tajam pada sahamnya pada September 2024. Investor asing seperti BlackRock Inc juga memburu sahamnya.
Berdasarkan data RTI Business, harga saham AMRT naik 2,63% pada perdagangan hari ini dan ditutup pada Rp 3.120 per saham pada Rabu (11/09/2024). Harga saham AMRT juga mengalami kenaikan sebesar 7,59% dalam periode satu minggu dan 9,47% dalam periode satu bulan.
Selanjutnya, harga saham AMRT berada di zona hijau dan naik 6,48% pada tahun berjalan (year-to-date/year).
Selain itu, saham AMRT juga banyak diburu asing. Nilai pembelian asing atau pembelian bersih asing atas saham AMRT mencapai $24,62 miliar pada perdagangan hari ini. Sepanjang pekan ini, saham AMRT mencatatkan net beli asing sebesar Rp 160,84 miliar.
Berdasarkan laporan Bloomberg, sejumlah investor asing juga menambah kepemilikannya di AMRT. Misalnya saja BlackRock menambah 468.223 lembar saham AMRT sejak awal September 2024 hingga hari ini Rabu (11/9/2024). BlackRock membeli 4.542.290 lembar saham AMRT dalam satu bulan.
Hingga saat ini, BlackRock memiliki 566.318.260 saham AMRT.
Selanjutnya, Credit Agricole Group menambah kepemilikan AMRT sebanyak 355,100 saham pada September 2024. Dalam sebulan, kepemilikan Credit Agricole Group di AMRT bertambah menjadi 534.503 saham. Dengan demikian, kepemilikan Credit Agricole Group di AMRT mencapai 45.874.248 lembar saham.
Apalagi HSBC Holdings mengakumulasikan 3.245.824 saham AMRT dalam satu bulan. Dimensional Fund Advisors kemudian membeli 52,300 saham AMRT.
Menurut laporan Bloomberg, konsensus analis menunjukkan bahwa 12 perusahaan sekuritas berbeda yang mencakup saham AMRT memiliki rekomendasi beli. Target harga saham AMRT 12 bulan ke depan adalah Rp 3.380 per saham.
Saham AMRT mendapat katalis positif dari meningkatnya konsumsi domestik, kata kepala analis pasar Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gosta.
Makanya saham AMRT naik, ujarnya, Rabu (9/11/2024).
Kemudian, indeks kepercayaan konsumen mencapai 124,4 pada Agustus 2024 dengan stabilnya indeks penjualan eceran. “Optimisme terhadap prospek perekonomian kita kuat, sehingga menjadi pertanda baik bagi saham-saham seperti AMRT,” kata Nafan.
Sedangkan menurutnya AMRT mampu mencapai target harga Rp 3.050. Makanya Nafan merekomendasikan jual listrik untuk AMRT.
Analis ekuitas OCBC Sekuritas William Sirgar dalam risetnya mengatakan AMRT masih memberikan akses kepada investor untuk berinvestasi di salah satu sektor ritel.
Kinerja saham AMRT didorong oleh kinerja keuangan grup yang sangat baik. Laba AMRT Q2 2024 naik 12,89% year-on-year (YoY) menjadi Rp1,86 triliun. AMRT juga membukukan peningkatan pendapatan sebesar 10% YoY menjadi Rp 59,21 triliun pada H1/2024.
Selain itu, AMRT mendorong meningkatnya tren berbelanja di lokasi non-mal. Kemudian, ekspansi toko yang agresif secara terus-menerus, khususnya di wilayah non-Jawa, akan menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang menarik ke depannya.
Perbaikan margin juga terus berlanjut berkat berbagai inisiatif strategis.
“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, kami menilai masa depan AMRT masih cerah. Singkatnya, AMRT saat ini menjadi salah satu pilihan utama kami untuk sektor ritel,” tulis William dalam risetnya.
William merekomendasikan pembelian saham AMRT dengan target harga Rp 3.300 per saham.
Disclaimer: Berita ini bukan merupakan dorongan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel