Bisnis.com, JAKARTA – Simpanan konsumen di bank umum hingga April 2024 berjalan baik. Saat ini separuh simpanan konsumen disimpan di bank jumbo, pada kelompok perbankan dan modal (KBMI) IV.
Berdasarkan laporan Penyaluran Simpanan Komersial yang dirilis Lembaga Asuransi Properti (LPS), nilai simpanan konsumen di perbankan meningkat sebesar 8% year-on-year (y-o-y) pada April 2024.
“Total nilai simpanan bank umum pada April 2024 mencapai Rp8.703 triliun,” tulis LPS dalam laporannya beberapa waktu lalu (29/5/2024).
Dari sisi kelompok perbankan, bank jumbo merupakan investor terbesar. Keempat bank jumbo tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) telah mengumpulkan simpanan senilai Rp 4,539 triliun untuk April 2024.
Nilai simpanan di KBMI IV telah mencapai 52,2% atau separuh dari seluruh simpanan di bank.
Kinerja dana di bank jumbo juga tercatat mengesankan yakni tumbuh 10,8% yoy dari April 2024. Sementara dana di KBMI III hanya tumbuh 5,5% yoy, KBMI II hanya tumbuh 3,5% yoy, dan KBMI I hanya tumbuh 6,5% yoy. ,2% tahun lalu.
Terkait tabungan, jumlah rekening tabungan di bank jumbo mencapai 362,12 juta rekening atau 63,1% dari seluruh rekening di bank.
Namun, pertumbuhan rekening bank jumbo lebih lambat dibandingkan kelompok bank lain. Misalnya, jumlah skor pada KBMI III meningkat 19,8% yoy, KBMI II meningkat 21,6% yoy, dan KBMI I membengkak 18,6% yoy.
Hingga kuartal I 2024, banyak bank jumbo yang mencatatkan kinerja sangat baik pada rekening nasabahnya. Bank Mandiri misalnya, mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 12,99% yoy menjadi Rp1.571,89 triliun pada kuartal I 2024 dari periode sebelumnya Rp1.389,15 triliun.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan kinerja DPK bank didorong oleh pertumbuhan simpanan kecil dan tabungan giro (CASA). Simpanan konsumen dari sisi giro dan tabungan tumbuh 16,35% dan 10,61% pada triwulan I 2024.
Sigit mengatakan Bank Mandiri saat ini sedang memperluas portofolio kredit kecilnya di tengah tren tingginya suku bunga yang mendorong penurunan cost of fund (CoF).
“Kami bekerja keras untuk menjaga struktur pinjaman kecil untuk mendorong giro dan tabungan, melalui pembelian nasabah baru dan nasabah lama,” ujarnya beberapa waktu lalu.
BRI juga mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 12,8% yoy pada kuartal I 2024 menjadi Rp 1.416,21 triliun. “DPK masih dikuasai CASA karena tidak lepas dari ambisi BRI yang fokus pada usaha kecil. Perusahaan juga punya ruang untuk tumbuh lebih baik,” kata Wakil General Manager BRI Catur Budi Harto.
Tercatat, simpanan bersih BRI dari tabungan dan giro meningkat 7,8% yoy menjadi Rp 873,29 triliun pada kuartal I 2024.
Bank jumbo lainnya, BCA, mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 7,9% yoy menjadi Rp 1.121 triliun pada Maret 2024. Giro dan tabungan atau CASA tumbuh 7,3% yoy menjadi Rp 904,5 triliun.
Selain itu, BNI memperoleh DPK sebesar Rp780,22 triliun pada kuartal I 2024, meningkat 4,9% yoy. Pinjaman sub-bank juga meningkat 6% yoy menjadi Rp 543,5 triliun.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel