Bisnis.com, JAKARTA- Perusahaan sepatu Indonesia (Aprisindo) menemukan data impor ilegal akan menurun sebesar 23% pada tahun 2023. Meski mengalami penurunan, praktik perdagangan sepatu impor ilegal masih terus terjadi.
Berdasarkan perbedaan data impor dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan data ekspor dari International Trade Center (ITC).
Data BPS menunjukkan impor sepatu dari China ke Indonesia mencapai 520,29 juta USD. Sebaliknya, menurut ITC, ekspor Tiongkok bernilai US$ 961,34 juta, selisih US$ 441 juta pada tahun 2013.
Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakrie mengatakan, perbedaan data tersebut diduga merupakan aktivitas ilegal. Dibandingkan tahun sebelumnya, selisih data ekspor dan impor sebesar 776,3 juta USD.
Sementara itu, impor alas kaki dari Tiongkok diperkirakan mencapai US$484,37 juta pada tahun 2022 menurut BPS, sedangkan rekor ekspor ITC Tiongkok mencapai US$1,2 miliar. Pada tahun tersebut, impor ilegal tercatat paling tinggi.
“Praktiknya banyak, saya juga beli sepatu seharga Rp 80.000, sulit kalau dihitung produk dalam negeri,” kata Firman Bisnis, Kamis (27/6/2024).
Menurut Firman, alas kaki impor ilegal bisa masuk ke pasar dalam negeri melalui pemalsuan dokumen dan penyelundupan. Misalnya saja pada Maret 2023 ketika media luar negeri mengungkap penggunaan sepatu di Indonesia.
Setelah ditemukan viral, pemerintah mengambil tindakan hukum. Oleh karena itu, impor ilegal berhasil ditekan pada tahun lalu. Meski saat ini peraturan impor justru memudahkan perdagangan ilegal.
Kondisi ini ditandai dengan banyaknya barang palsu atau KW, barang impor yang tidak membayar pajak, dan belum ditemukannya barang impor dengan harga yang sangat murah serta sepatu impor bekas yang beredar di pasaran.
“Kalau penegakan hukum ditingkatkan, dia merasa efektivitasnya akan semakin tinggi,” ujarnya.
Di sisi lain, impor alas kaki (HS 64) yang tercatat di BPS periode Januari-Mei 2024 terus meningkat sebesar 1,97% menjadi US$ 51,6 juta, dari US$ 50,68 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel