Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Singapura yang meningkat pada kuartal III 2024 menunjukkan laju pemulihan di tengah pengetatan mata uang dan meningkatnya ketegangan geopolitik.

Produk domestik bruto (PDB) Singapura tumbuh sebesar 2,1% pada kuartal ketiga tahun 2024 dibandingkan kuartal sebelumnya, menurut laporan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura. Rekor tersebut lebih baik dari ekspektasi para ekonom sebesar 2%. 

Perekonomian tumbuh sebesar 4,1% tahun-ke-tahun, sementara para ekonom memperkirakan sebesar 3,8%.

Data menunjukkan bahwa perekonomian telah menguat dari waktu ke waktu. Singapura memangkas perkiraan pertumbuhan PDB pada awal tahun 2024 menjadi 2%-3% dari sebelumnya 1%-3%, yang menunjukkan bahwa pemulihan akan mempertahankan momentumnya.

Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura mengatakan sektor manufaktur tumbuh 7,5% year-on-year pada kuartal ketiga tahun 2024, pulih dari kontraksi 1,1% pada kuartal sebelumnya.

Pertumbuhan sektor ini ditopang oleh perluasan produksi di seluruh sektor klaster industri kecuali biomedis. Secara triwulanan, industri ini tumbuh sebesar 9,9%, perubahan tajam dari kontraksi 1,2% pada Q2 tahun 2024.

“Sektor konstruksi tumbuh sebesar 3,1% pada kuartal III, turun dibandingkan pertumbuhan 4,8% pada kuartal sebelumnya,” demikian pernyataan kementerian yang dirangkum Bloomberg, Senin (14/10/2024). .

Namun, ketidakpastian ini dibayangi oleh pemilihan presiden AS yang akan datang dan melemahnya perekonomian Tiongkok karena sektor domestik berjuang menghadapi tekanan biaya hidup. 

Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dengan importir minyak utama Singapura juga bisa menimbulkan bahaya.

Perdana Menteri Lawrence Wong mengatakan dalam pesan video pada tanggal 2 Oktober bahwa ia memperkirakan inflasi akan semakin menurun dalam beberapa bulan mendatang, berkat inisiatif untuk mengendalikan biaya hidup bagi keluarga berpenghasilan rendah. 

Inflasi inti Singapura, tidak termasuk perumahan dan kendaraan pribadi, naik menjadi 2,7% pada bulan Agustus, meskipun turun ke level terendah sejak tahun 2022 pada bulan Juli, menunjukkan bahwa harga-harga tetap datar.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel