Bisnis.com, JAKARTA – PT Shoes Bata Tbk (BATA) resmi menutup operasional pabrik sepatunya di Purwakarta pada 30 April 2024. Penutupan pabrik sepatu BATA tersebut karena kerugian selama 4 tahun terakhir.

Diberitakan Bisnis sebelumnya, pada Januari hingga September 2023, kerugian BATA mencapai Rp 80,65 miliar, meningkat 294,76 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau Rp 20,43 miliar.

Sementara penjualan bersih BATA pada periode ini turun 0,42 persen menjadi Rp 488,47 miliar atau turun dibandingkan sebelumnya Rp 490,57 miliar. Sejarah berdirinya Bata

Menurut situs resmi BATA, sejarah Bata dimulai pada 21 September 1894, ketika didirikan oleh tiga bersaudara di kota Zlín, Cekoslowakia.

Mereka merupakan generasi kedelapan pembuat sepatu di keluarga Bata dan telah berinovasi sejak awal, menggantikan bengkel perorangan menjadi perusahaan yang beranggotakan 10 orang (sekarang sekitar lima puluh orang).

Kurang dari 10 tahun kemudian, Baťa memproduksi 2.200 pasang sepatu per hari, dan untuk memenuhi permintaan mereka memperkenalkan metode produksi mekanis, termasuk mesin pembuat sepatu pertama, dan memulai periode inovasi cepat yang menjadikan perusahaan tersebut salah satu perusahaan massal pertama. perusahaan produksi di Eropa. produsen sepatu.

Di Zlín, Bata membangun pabrik untuk para pekerjanya dan memberi mereka rumah, sekolah, rumah sakit, perpustakaan, dan fasilitas rekreasi untuk keluarga mereka. Karena Tomáš Bata percaya bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap karyawannya. Konsep ini akan direplikasi di wilayah lain di dunia pada tahun-tahun mendatang.

Dari Austria hingga Zambia, toko Bata menetapkan standar kualitas produk, nilai uang, dan layanan sempurna.

Meskipun setiap toko dirancang secara unik berdasarkan lokasinya, semuanya menawarkan pengalaman berbelanja yang komprehensif, canggih, dan dirancang dengan baik. Dari ibu kota Eropa hingga pedesaan India, nama Bata menjamin sepatu berkualitas dengan harga terjangkau didukung dengan pelayanan prima. Sejarah Bata di Indonesia

Nama Sepatu sudah terukir di Indonesia sejak tahun 1931, 14 tahun sebelum tahun kemerdekaan Indonesia. Saat itu Bata bermitra dengan NV, Dutchch-Indisch, selaku importir sepatu yang beroperasi di Tanjung Priok. Enam tahun kemudian, Tomas Bata mendirikan pabrik sepatu di tengah perkebunan karet di Kecamatan Kalibata yang terletak di Jl Kalibata Raya, Jakarta Selatan. Selain itu, pembuatan sepatu dimulai pada tahun 1940-an.

Pada tahun 1982, PT.Sepatu Bata, TBK dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 24 Maret. Pada tahun 1994, pembangunan pabrik sepatu di Purwakarta selesai dibangun.

Sebagai salah satu pabrik terbesar di Indonesia, Bata mengkhususkan diri pada produk injection molding untuk pasar dalam dan luar negeri. Bata Indonesia saat ini menempati gedung enam lantai; yaitu PT.Sepatu Bata, Kantor TBK di Cilandak Jakarta Selatan.

Selama ini merek Bata di Indonesia sudah berkembang pesat. Dulunya disebut sepatu sekolah dengan slogan “Back to School” mencakup berbagai macam segmen pasar.

Ini termasuk merek lain termasuk Marie Claire, Comfit, Power, Bubblegummers, North Star, B-First dan Weinbrenner.

Bata Shoes, sebagai retailer dan retail alas kaki terkemuka di tanah air, mengoperasikan jaringan retail sebanyak 435 toko di seluruh tanah air, yaitu Family dan City Stores. Toko retail Bata berbeda dengan toko lain dalam hal variasi produk. Bata Indonesia mengoperasikan departemen perdagangan yang melayani klien perdagangan eksklusif.

Dengan sejarah lebih dari 125 tahun di industri alas kaki, Bata menawarkan beragam alas kaki yang dapat memenuhi semua tingkat pendapatan dan usia; dari bayi hingga anak-anak, wanita dan pria. Rangkaian produknya mencakup banyak koleksi trendi dan bergaya untuk semua kesempatan.

Senantiasa mengembangkan teknologi baru di bidang alas kaki, Bata juga dikenal menciptakan sepatu yang memadukan gaya dan kenyamanan, memberikan alas kaki yang nyaman untuk seluruh lapisan masyarakat.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel