Bisnis.com, JAKARTA – Hari Anak Korban Perang Internasional diperingati setiap tanggal 4 Juni untuk meningkatkan kesadaran dan melindungi hak-hak anak korban kekerasan, kekerasan, dan konflik.
Banyak anak-anak tak berdosa di seluruh dunia menjadi korban perang atau konflik. Kenyataan pahit ini memaksa mereka mengubur impian masa depan mereka, bahkan tak sedikit yang kehilangan nyawa akibat kekerasan.
Dalam pemberitaan pada Hari Nasional dan Hari Peringatan saat ini, Hari Anak Korban Kekerasan Internasional atau Hari Anak Korban Perang Dunia Pertama digagas oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1982.
Pada Hari Anak Korban Perang Internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengajak semua orang untuk berkomitmen dalam memberikan pemahaman dan pengakuan terhadap perasaan anak-anak korban perang.
Awal mula peringatan Hari Anak didasari oleh perjuangan anak-anak Palestina dan Lebanon yang ikut berperang di Lebanon pada tahun 1982. Saat itu, sekitar 250 juta anak tak berdosa menjadi korban kekerasan Israel.
Perang di Lebanon yang berlangsung selama empat bulan menyadarkan PBB bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk melindungi hak-hak anak dan menyoroti para korban. Sebab banyak kerugian yang terjadi seperti meningkatnya kekerasan seksual, penculikan, kematian, hingga penyerangan terhadap rumah sakit dan sekolah.
Terakhir, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1997 mengeluarkan resolusi 51/77 tentang hak-hak anak.
Resolusi nomor 51/77 merupakan awal dari konsensus baru di antara negara-negara anggota PBB. Hal tersebut memerlukan perhatian khusus berupa kesadaran dan upaya terkoordinasi, untuk mengatasi kerentanan dan eksploitasi yang dihadapi anak dalam situasi konflik.
PBB mengadopsi resolusi ini untuk melindungi setiap anak melalui Konvensi Hak Anak, Protokol Opsional, dan resolusi tahunan tentang hak anak. Selain itu, pembentukan misi khusus Sekjen PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata. Cara Merayakan Hari Anak Perang Dunia II 1. Meningkatkan kesadaran
Hari Anak Korban Perang Internasional dapat dirayakan dengan bersuara, untuk meningkatkan kesadaran tentang permasalahan yang dihadapi anak-anak korban kekerasan.
Misalnya, berbagi informasi di jejaring sosial atau mendidik orang lain tentang dampak bullying terhadap kehidupan anak. Dengan menyebarkan kesadaran, Anda dapat mendorong empati, pengertian dan dukungan terhadap anak-anak korban. 2. Melindungi hak-hak anak
Anda dapat melindungi hak-hak anak yang mengalami pelecehan dengan mendukung organisasi atau membuat tindakan untuk melindungi hak-hak mereka. Misalnya, bergabung dalam kampanye, menandatangani petisi, atau berpartisipasi dalam upaya lokal dan internasional untuk memastikan bahwa suara anak-anak yang terkena dampak perang didengar dan hak-hak mereka dilindungi. 3. Sukarela
Anda dapat menjadi sukarelawan, menawarkan waktu dan keterampilan Anda untuk berpartisipasi dalam konseling, pendidikan, atau program komunitas untuk mendukung anak-anak yang terkena dampak penindasan.
Kontribusi Anda dapat membantu para korban mendapatkan dukungan dan bimbingan untuk membangun kembali kehidupan mereka.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA