Bisnis.com, Jakarta – Muhammadiyah telah memulai transfer dana simpan pinjam dari PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. atau BSI kepada bank lain yang berwenang. Lalu bagaimana pengaruh BSI terhadap kinerja keuangan?

Amin Nordin, staf pengajar senior di Lembaga Bank Pembangunan Indonesia (LPPI), mengatakan transfer dana dari klien institusi seperti Muhammadiyah ke BSI diperkirakan tidak akan berdampak besar.

Dia mengatakan kepada Business pada hari Senin: “Standard Bank adalah salah satu bank dengan aset terbesar, jadi [transfer dana Mohammedia] tidak akan berdampak besar. Namun, ini akan membantu dalam hal likuiditas dan pertumbuhan kredit. kekhawatiran tentang dampaknya.” 6 Oktober 2024).

Kasus ini sekaligus menjadi latihan kehumasan BSI dalam mengelola klien investor institusi. “Karena mereka (klien institusi) sensitif,” ujarnya.

Pengurus bank dan pejabat sistem pembayaran Arianto Moditomo mengatakan, dalam jangka pendek, transfer dana Muhammadiyah dari BSI akan berdampak pada kinerja bank. Namun, efek yang bisa Anda rasakan tidak terlalu besar.​

Selain itu, tidak pernah terjadi krisis likuiditas yang disebabkan oleh satu institusi yang menarik dana dari perbankan. Krisis likuiditas biasanya disebabkan oleh penarikan banyak nasabah.

Meski demikian, BSI tetap perlu mengelola risiko likuiditas. “Pembayaran kembali debitur besar dalam waktu dekat akan berdampak pada profitabilitas bank jika penarikan nasabah dalam jumlah besar menimbulkan risiko likuiditas,” kata Alliant.

Diane Adiana Ray, Kepala Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengatakan penarikan dan pemindahan simpanan nasabah dari bank merupakan hal biasa. Menurut dia, jika nasabah menyimpan uang senilai Rp 1 triliun di bank, maka bank harus sudah menyiapkannya saat uangnya ditarik.​

Dia menjelaskan perbankan perlu memperhatikan pengelolaan likuiditas. “Kami hanya ingin memastikan perbankan memenuhi kecukupan (likuiditas). Jadi manajemen likuiditas dan manajemen risiko harus tetap dijaga” (10 Juni 2024). ).

Sementara itu, Dayan menilai situasi BSI saat ini masih sangat fluktuatif. Menurut dia, yang terjadi saat ini hanyalah kesalahpahaman antara bank dan nasabah.

“Jika Anda melihat alasan spesifiknya [untuk mentransfer dana Mohammedia dari BSI], itu adalah sesuatu yang hanya diketahui oleh mereka yang terlibat,” kata Dayan, seraya menambahkan, “Ini perlu ditingkatkan antara bank dan nasabah.

Sementara berdasarkan laporan bulanan, BSI menghimpun simpanan nasabah atau dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 291,86 triliun hingga Mei 2024, meningkat 11,33% year-on-year (y-o-y).

Pada bulan Mei 2024, jumlah pinjaman desentralisasi BSI setara dengan Rp 253,36 triliun, meningkat 17,11% year-on-year.

Mengacu pada kinerja simpanan dan penyaluran dana Mei 2024, likuiditas bank yang diukur dengan funds to deposit ratio (FDR) BSI adalah sebesar 86,8%.

Sedangkan pada lima bulan pertama tahun 2024, BSI meraih laba bersih sebesar Rp 2,76 triliun atau meningkat 18,54% year-on-year.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel