Bisnis.com, JAKARTA — Emiten investasi milik grup Edwin Soeriadjaia, PT Saratoga Investama Sedaia Tbk. (SRTG) resmi mengakuisisi saham RS Braviaja. Transaksi selesai pada Maret 2024.

Chief Investment Officer SRTG Devin Viravan mengatakan akuisisi Rumah Sakit Braviaia merupakan salah satu upaya perseroan melakukan diversifikasi portofolio untuk meningkatkan kontribusi dari sektor non-komoditas.

Namun, dia belum bisa membeberkan berapa persentase saham RS Braviaja yang dibeli Saratoga maupun nilai transaksinya. Namun, dia mengatakan Saratoga kini menjadi pemegang saham mayoritas RS Bravia.

“Saya belum bisa memastikan nilai transaksinya, pokoknya yang bisa kami sampaikan adalah kami pemegang saham mayoritas,” kata Devin saat paparan publik SRTG di Jakarta, Kamis (16 Mei 2024).

Oleh karena itu, Devin membenarkan pemegang saham utama Braviaia Hospital sebelumnya, Falcon House Partners yang berbasis di Singapura, telah melepas seluruh kepemilikannya pada grup rumah sakit tersebut.

“Jadi pemegang saham RS Braviaja saat ini adalah kami, Saratoga mayoritas, lalu ada mitra lokal yang belum bisa kami sebutkan namanya, serta keluarga [yang mengelola grup RS Braviaja],” jelasnya.

Dia menjelaskan, alasan Saratoga berinvestasi kembali di sektor kesehatan karena menurutnya industri ini masih memiliki masa depan cerah. Sebelumnya Saratoga memiliki portofolio di Rumah Sakit Primaia.

Namun berdasarkan pengajuan Bisnis, pada akhir Februari 2023, SRTG tercatat telah melakukan divestasi dengan melepas 100% atau seluruh kepemilikan 425,45 juta saham Rumah Sakit Primaia, PT Famon Aval Bros Sedaia Tbk. (BERDOA).

“Makanya kami kembali lagi, karena rekam jejak kami di bidang kesehatan sudah cukup sukses.” “Jadi kami ingin memanfaatkan sumber daya manusia yang masih ada di Saratoga untuk mengembangkan RS Braviaja,” jelasnya.

Dari segi informasi, ada tiga bidang utama yang menjadi target investasi Saratoga: layanan kesehatan, infrastruktur digital, dan energi baru terbarukan (EBT). Tahun ini, perusahaan telah menghabiskan $100 juta hingga $150 juta untuk memperluas peluang investasi.

“Jadi alokasi kami, setiap tahunnya kami targetkan investasi antara $100 juta hingga $150 juta. Untuk semuanya, RS Braviaja masuk dalam investasi tersebut,” pungkas Devin.

Informasi lebih lanjut, RS Brawijaya memiliki jaringan 5 rumah sakit dan 2 klinik di wilayah Jakarta, Tanggerang, Depok, dan Bandung.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Saluran VA