Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) melemah setelah laba bersih perseroan turun pada Januari-September 2024. 

Direktur Utama Unilever Indonesia Benjie Yap mengakui kinerja saham UNVR kurang optimal seiring dengan kinerja keuangan yang tertekan. Langkah perbaikan fundamental perusahaan juga disiapkan untuk menaikkan harga saham ke level mayor.

Menurut laporan terbaru hasil keuangan PT Unilever Indonesia Tbk, total pendapatan PT Unilever Indonesia Tbk. turun ke level Rp 2.150 atau turun 7,73% pada perdagangan hari ini, Kamis (24/10/2024) hingga pukul 12:00 Vib. Sepanjang tahun ini, saham UNVR anjlok 39,09% dan melemah 75,94% dalam 5 tahun terakhir.

Koreksi tersebut terjadi setelah UNVR menerbitkan laporan keuangan periode Januari-September 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba sebesar Rp3 triliun atau turun 28,15% secara tahunan. EBITDA pun turun 25,70% menjadi Rp 4,58 triliun.

Penurunan laba tersebut seiring dengan kinerja penjualan bersih yang turun 10,12% year on year (YoY) atau dari Rp30,5 triliun menjadi Rp27,41 triliun pada kuartal III/2024.

“Harga saham tersebut diharapkan juga berkorelasi dengan kinerja pasar Unilever yang kami akui akhir-akhir ini kurang optimal,” kata Benji Yap dalam konferensi pers online, Rabu (23/10/2024).

Ia mengatakan, perusahaan kini telah mengidentifikasi langkah-langkah peningkatan kinerja yang akan diterapkan secara efektif.

Selain itu, UNVR berupaya melakukan penyesuaian mulai dari menyempurnakan berbagai produk bagi konsumen hingga memperkuat efisiensi operasional dengan perspektif jangka panjang.

Setidaknya ada empat fokus perbaikan yang disasar Unilever, yakni kategori, saluran, harga, dan organisasi. Terkait segmen kategori, perseroan akan memperkuat merek dan portofolio utama dengan merilis produk dalam format baru.

UNVR juga akan menerapkan transformasi di sisi saluran, termasuk distribusi perdagangan dan pengelolaan stok yang efisien. Perusahaan juga berencana untuk mengatur ulang biaya dan meningkatkan alokasi sumber daya.

Benjie mengatakan, seluruh upaya tersebut akan dilakukan dan diperkirakan akan berlangsung hingga semester I tahun 2025.

“Kami mendorong perbaikan operasional setidaknya hingga semester pertama tahun depan. Kami yakin sepenuhnya ini adalah langkah yang tepat untuk dilakukan,” tutupnya.

Analis HSBC Selviana Aripin memperbarui rekomendasinya untuk UNVR dengan penurunan peringkat. Di sisi lain, Analis Mandiri Sekuritas Adrian Joezer memberikan rekomendasi netral kepada perseroan. Target saham UNVR berdasarkan konsensus analis Bloomberg hingga 12 bulan ke depan diperkirakan Rp 2.519 per saham. 

 

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan dari keputusan investasi pembaca. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel