Bisnis.com, Jakarta – Harga saham PT Semen Indonesia Tbk naik dua kali lipat. (SMGR) atau SIG, banyak analis yang menyarankan investor untuk mengambil pendekatan wait and see.
Pada perdagangan Jumat (3/5/2024), saham SMGR terkoreksi 2,32% menjadi Rp 4.630 per saham. Posisi harga saham tersebut juga mencerminkan penurunan 27,66% pada tahun berjalan atau year to date.
Menurut Analis MNC Sekuritas Herditya Wekaksana, pergerakan saham SMGR secara teknikal masih dalam fase bearish dengan support di Rp 4.580 sedangkan resistance di Rp 4.750.
“Pada perdagangan hari ini, SMGR terlihat masih memiliki volume penjualan meskipun MACD mulai turun ke wilayah negatif sementara stochastic terus bergerak sideways di wilayah oversold.
Navan Aji Gusta, direktur informasi investasi Mirae Asset Sekuritas, mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa saham eksportir semen milik negara itu cenderung melemah dalam jangka pendek dan seterusnya.
Menurut dia, saat ini belum ada pendorong yang bisa mempengaruhi saham SMGR di masa depan. Pasalnya, kondisi industri semen lokal yang masih terimbas kelebihan pasokan menjadi batu sandungan bagi perseroan untuk meningkatkan kinerjanya.
“Saya tidak melihat ada sentimen pendorong, khususnya SMGR, karena hingga saat ini pasar semen Indonesia masih relatif kelebihan pasokan,” kata Navan.
Dia mengatakan, ada beberapa faktor yang membebani saham SMGR. Selain penurunan kinerja yang dialami pada kuartal I 2024, kondisi pasar global terkait dinamika suku bunga The Fed diyakini menjadi salah satu penyebabnya.
“Belum jelas apakah saham SMGR akan rebound, setidaknya pada awalnya pullback, tapi itu bukan perilaku investor yang Anda lihat saat ini,” tutupnya.
Dalam kondisi seperti ini, Navan merekomendasikan investor untuk menahan saham SMGR dengan target harga Rp 4.400 per saham.
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel