Bisnis.com, Jakarta – Saham BUMN Karya PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) bertahan di zona hijau selama dua hari berturut-turut akibat disinvestasi aset salah satu emiten telekomunikasi.
Saham PTPP naik 1,02% ke Rp 396 per saham pada perdagangan hari ini Rabu (20/11/2024), berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehari lalu, saham perseroan juga menguat 3,70%.
Meski demikian, saham PTPP terus membaik sebesar 7,48% secara tahun berjalan atau year-to-date (YtD). Sementara itu, sahamnya menguat 7,61% selama 6 bulan terakhir.
Kenaikan harga saham BUMN Karya disebabkan penjualan aset perseroan kepada emiten telekomunikasi.
Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengatakan, pihaknya telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (CSPA) dengan salah satu emiten telekomunikasi untuk melakukan divestasi salah satu aset perseroan.
Aset yang dilepas PTPP adalah PT Ultra Mandiri Telekomunikasi. Perusahaan yang berada di bawah payung PT PP Infrastruktur ini fokus pada penyediaan infrastruktur telekomunikasi, khususnya infrastruktur serat optik.
Kalau fiber optik itu CSPA dan mungkin kalau diinginkan finalnya awal Desember, kata Nowell saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Selasa (19/11/2024).
Novell belum bisa memberikan rincian nilai transaksi atau pembeli saham tersebut. Dia hanya memastikan pembelinya adalah perusahaan telekomunikasi dan pembayarannya akan ditetapkan pada awal Desember.
PTPP sudah lama memasarkan PT Ultra sebagai salah satu aset yang ingin dijualnya ke Mandiri Telecom. Langkah tersebut bertujuan untuk mengurangi utang jangka panjang perseroan yang mencapai Rp 11,31 triliun pada Q3/2024.
Sebelumnya, Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengakui utang jangka panjang memerlukan biaya tinggi sehingga membebani keseimbangan fiskal. PTPP kemudian merumuskan strategi pengurangan utang.
“Dalam kasus pinjaman jangka panjang yang memerlukan biaya sangat tinggi, kami akan menguranginya dengan melakukan refinancing yang murah. “Tentu saja tujuan kami adalah mengelola utang tersebut hingga tahun 2029.” – Dia berkata pada Agustus 2024
Selain itu, target pengurangan utang PTPP juga dilakukan melalui pelepasan aset yang diperkirakan mencapai Rp 1 triliun pada tahun 2024. Secara proporsional, disinvestasi dari sektor infrastruktur mencapai 63% dan aset riil – 37%.
Aset yang akan dilepas adalah sebagai berikut: PT Ultra Mandiri Telekomunikasi – 100% saham, PT PP Infrastruktur – 48%, PT PP Semarang Demak – 24,10% dan PT Celebs Railway Indonesia – 47,81%.
“[Pengurangan utang] juga dilakukan melalui mekanisme akuntansi konsolidasi beberapa anak perusahaan, sehingga utang tersebut tidak membebani neraca PTPP,” kata Agus.
Sebagai informasi, PT Ultra Mandiri Telekomunikasi resmi beroperasi sejak tahun 2019. Hingga kuartal III 2024, perseroan memiliki aset sebesar Rp352,66 miliar dengan total pendapatan Rp73,97 miliar.
__________
Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel