Bisnis.com JAKARTA – Dua lembaga penyiaran negara; Bagikan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menguat pada penutupan perdagangan hari ini (8/5/2024) Rabu (8/5/2024) sembari menunggu keputusan dividen jumbo pada rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) akhir-akhir ini. .
Pukul 12.00 WIB, saham PTBA menguat 2,43% atau 70 poin ke Rp 2.950 per saham, mengutip data bisnis RTI. Sepanjang sesi, saham PTBA bergerak di zona hijau pada kisaran Rp 2.880-2.970.
Hari ini, Volume perdagangan saham PTBA tercatat 4.182 kali dengan volume 20,44 juta lembar saham. Hingga sore ini, nilai perdagangan saham PTBA sebesar Rp 59,82 miliar.
Selama minggu perdagangan, Saham PTBA catat koreksi 2,64% namun secara year to date (Ytd); Saham PTBA menguat 20,90%. Saat berita ini ditulis, kapitalisasi pasar PTBA mencapai Rp33,99 triliun.
Sedangkan saham ANTM menguat 3,22% atau 50 poin ke Rp 1.555 per saham. Saham ANTM bergerak dari Rp 1.480 menjadi Rp 1.575 sepanjang sesi. Hingga siang ini, nilai perdagangan saham ANTM sebesar Rp 59,82 miliar.
Selama sepekan, saham ANTM turun 5,18% dan terrevisi 8,80% year-to-date. Sementara kapitalisasi pasar ANTM siang ini tercatat sebesar Rp37,37 triliun.
Sebagai informasi, manajemen Bukit Asam akan menggelar RUPST tahun buku 2023 pada hari ini, Rabu (5/8/2024). Salah satu rencana yang diharapkan pemegang saham PTBA adalah penggunaan laba bersih periode 2023.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, kebocoran dividen PTBA bisa dilihat secara historis. Menurut dia, PTBA tidak pernah gagal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Ia juga menegaskan, keputusan besaran dividen PTBA ada di tangan pemerintah.
“Keputusan mengenai dividen ini ada di tangan pemegang saham. Kami belum bisa menentukan berapa persentasenya,” kata Arsal dikutip dalam konferensi pers kinerja PTBA 2023 di Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Jika melihat data historis, volume dividen PTBA mengalami kenaikan dan penurunan sejak tahun 2020. Misalnya pada tahun 2020, PTBA membagikan dividen senilai Rp 326,4% senilai Rp 3,65 triliun.
Rasio pembayaran dividen PTBA pada tahun itu juga sangat tinggi; Itu berarti 90%. Dibandingkan harga pembukaan saat ini Rp 2.840 per saham, imbal hasil dividen PTBA pada tahun 2020 sebesar 11,49%.
Kemudian pada tahun 2021, jumlah dividen yang dibagikan PTBA turun menjadi Rp 74,69 per saham. Besaran dividen yang dibagikan juga berkurang menjadi Rp 835,3 miliar, dengan rasio pembayaran dividen sebesar 35%.
Dengan kenaikan harga batu bara pada FY2022, PTBA membagikan dividen tertinggi dalam 5 tahun terakhir sebesar Rp7,9 triliun atau Rp688,52 per saham.
Rasio pembayaran dividen PTBA tahun lalu sebesar 100%. Akibat kenaikan signifikan tersebut, maka imbal hasil dividen PTBA akan meningkat signifikan hingga 24,24% pada tahun 2022. Hasil dividen ini merupakan hasil dividen tertinggi PTBA sejak tahun 2020.
Sedangkan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dijadwalkan hari ini (8/5/2024) Rabu (8/5/2024).
Program RUPST Antam (ANTM) memiliki tujuh proses. Sementara itu, salah satu rencana yang ditunggu pemegang saham ANTM adalah persetujuan penggunaan laba bersih tahun buku 2023 sebagai dividen.
Seperti diketahui, Antam tidak pernah lalai membagikan dividen kepada pemegang saham resmi ANTM dalam 5 tahun terakhir.
Untuk tahun buku 2023, manajemen Antam akan membagikan 50% laba bersih periode 2022 atau sekitar Rp 1,9 triliun dalam bentuk dividen.
Alhasil, pemegang saham ANTM berhak mendapat dividen sebesar Rp79,50 per saham, naik dari Rp38,73 pada FY2021.
Dalam situs resminya, Antam menjelaskan perseroan memiliki kebijakan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham ANTM minimal setahun sekali.
“Sejak penawaran umum perdana pada tahun 1997, Antam menjaga rasio minimum antara pembayaran dividen dan laba bersih sebesar 30% kecuali diputuskan lain oleh rapat umum pemegang saham,” tulis Manajemen Antam, Rabu (5/8/2024).
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.