Bisnis.com, JAKARTA – Konglomerat Prajogo Pangestu semakin mengukuhkan posisinya sebagai orang terkaya di Indonesia seiring kenaikan sahamnya. Bahkan, Prajogo Pangestu saat ini menduduki peringkat ke-22 orang terkaya di dunia.

Total kekayaan Prajogo Pangestu akan menebal pada 13 Mei 2024 di usianya yang ke-80. Berdasarkan data Forbes Realtime Billionaire per Selasa (21/5/2024), Prajogo Panges memiliki kekayaan senilai USD 72,6 miliar atau sekitar Rp 1.163 crore. 34 triliun (nilai tukar Jisdor 16.024 rupee terhadap dolar AS).

Dibandingkan minggu lalu, Prajogo Pangestu naik 2 peringkat dalam daftar orang terkaya ke-22 di dunia dan tetap menjadi orang terkaya di Indonesia dengan peningkatan pendapatan sebesar 2,34% atau 1,7 miliar USD.

Meningkatnya pertumbuhan aset kekayaan Prajogo Pangestu tak lepas dari pertumbuhan saham CUAN, BRPT, BREN, PTRO, TPIA yang cenderung menguat pada perdagangan Selasa (21/21), berdasarkan data Bursa Efek Indonesia ( BEI). 5/2024).

Bahkan, IHSG anjlok mengikuti laju pasar saham Asia. IHSG ditutup menguat 1,11% atau 80,6 poin menjadi 7.186,03 pada perdagangan Selasa (21/5/2024). Berdasarkan data Bloomberg, terdapat 211 saham menguat, 350 saham melemah, dan 213 saham terhenti.

Sedangkan Barito Group kemarin memiliki saham yaitu PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) Prajogo Pangestu memimpin penguatan, naik 5,42% atau 65 poin hingga diperdagangkan pada Rp 1.265.

Di posisi berikutnya ada saham-saham yang bergerak di bidang kontrak pertambangan, teknik, dan konstruksi, serta jasa migas, yakni PT Petrosea Tbk. (PTRO) diperdagangkan menguat 2,87% atau 250 poin hingga diperdagangkan di Rp 8.975.

Berikutnya adalah saham yang bergerak di sektor energi terbarukan, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) menguat 1,59% ke Rp 11.150.

Berikutnya adalah saham PTRO yaitu perusahaan tambang yang dikuasai PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) juga menguat 0,62% atau 50 poin ke Rp 8.125.

Sedangkan saham terfokus pada segmen petrokimia dan infrastruktur PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) diperdagangkan stabil di Rp 9.075 kemarin. (Fasia Kalak Muhammad).

Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk membujuk Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA