Bisnis.com, JAKARTA — Nikel di London Metal Exchange (LME) melanjutkan tren bullishnya hingga mencapai rekor tertinggi US$21.600 per ton pada bulan lalu. JP Morgan juga telah menyesuaikan kepemilikan preferensinya di sektor nikel sejalan dengan perkembangan tersebut.
Kenaikan harga nikel yang mencapai 21% year-to-date (YtD) terjadi di tengah prediksi kelebihan pasokan akan mengendalikan harga. Memang benar, banyak faktor yang mencegah pelemahan harga nikel, seperti kuatnya permintaan dari Tiongkok, serta kendala pasokan dari negara-negara utama seperti Australia, Kaledonia Baru, dan Indonesia.
Kerusuhan baru-baru ini di Kaledonia Baru telah menimbulkan kekhawatiran akan gangguan pasokan lebih lanjut. Kepulauan Pasifik Selatan adalah produsen nikel terbesar ketiga di dunia.