Bisnis.com, Jakarta – Saham PT Indo American Sea Foods Tbk. (ISEA) yang resmi mengajukan penawaran umum perdana (IPO) dimulai tak lama setelah pasar dibuka pada Senin (8/7/2024).
Berdasarkan data RTI, saham ISEA mencatatkan kenaikan 13,60% ke level Rp 284 per saham. Dalam penawaran umum ini, perseroan melepas 20,86% sahamnya atau sebanyak-banyaknya 290 juta saham baru.
Perseroan memiliki target penggalangan dana sebesar Rp72,5 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk modal kerja, seperti pembelian bahan baku (90%); Beban penjualan dan pemasaran (5%); biaya pemeliharaan dan utilitas (4,85%); Juga biaya perlengkapan kantor (0,15%).
Dalam aksi korporasi ini, ISEA menggandeng PT KB Valbury Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi dengan perjanjian perikatan penuh.
Presiden ISEA Ibnu Sina al-Fitra mengatakan Indonesia mempunyai peluang besar untuk mempromosikan produk perikanannya di pasar internasional karena memiliki potensi yang sangat besar baik di bidang perikanan maupun penangkapan ikan.
Antara Januari hingga Juni 2023, ekspor produk perikanan Indonesia mencapai hampir 2,8 miliar dolar AS. Udang tercatat sebagai produk ekspor utama, khususnya ke pasar Amerika Serikat (AS) yang menguasai 70%, dan Jepang sekitar 19%.
“Pada tahun 2023, pasar gandum global diperkirakan menghasilkan USD 72,6 miliar dan diperkirakan mencapai CAGR sebesar 6,6% selama periode 2032 karena popularitasnya sebagai sumber protein tinggi yang terjangkau,” ujarnya.
Ia mengatakan, peternakan unggas memegang peranan penting dalam pertanian dan menyumbang 55% produksi tanaman dunia. Udang jenis vanami mewakili sekitar 80% produksinya.
Udang vanami disebut-sebut memiliki nilai ekonomi yang besar, terutama sebagai produk ekspor. Udang yang disebut udang putih ini memiliki ketahanan lingkungan yang lebih baik dibandingkan spesies lainnya.
Varietas ini juga dikenal dengan hasil panen 125 hingga 140 hari dan tingkat pertumbuhan yang luar biasa. Fitur ini penting karena memungkinkan petambak menghasilkan lebih banyak udang dalam waktu yang lebih singkat.
ISEA telah beroperasi sebagai produsen dan eksportir produk olahan udang terintegrasi selama 18 tahun, mulai dari budidaya udang vanami, pengolahan bahan baku hingga produk olahan udang, cold storage untuk menjaga kualitas produk hingga ekspor.
Selain itu, anak perusahaan perseroan, PT Indokom Samudra Persada (ISP), merupakan aset strategis yang menjamin ketersediaan bahan baku sampo. Cabang ini terletak di Kabupaten Peshawar, Provinsi Lampung.
ISP memiliki 96 kolam budaya termasuk 32 kolam aktif. ISEA juga memiliki dua pabrik pengolahan udang dengan kapasitas produksi 70 ton per hari dan 2 fasilitas cold storage berkapasitas 2.700 ton.
———————————–
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel