Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 dibuka pada Jumat (6 Juli 2024) seiring penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saham INCO, EXCL dan BMRI menopang penguatan indeks.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks kerjasama bursa dengan harian Bisnis Indonesia ditutup pada 543,36 atau naik 0,15% (0,84 poin). 14 saham mencatatkan tren kenaikan, 9 saham mengalami penyesuaian, dan 4 saham mencatat tren kenaikan.
Beberapa saham yang menguat adalah PT Vale Indonesia Tbk; (INCO) menguat 1,57% ke Rp 4.540 disusul saham PT XL Axiata Tbk. (EXCL) menguat 0,89% ke Rp 2.270 dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menguat 0,81% ke Rp 6.225.
Saham yang melemah adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) turun 1,38% menjadi Rp715, disusul PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) turun 0,44% ke Rp 4.720 dan memegang saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) turun 0,63% menjadi Rp 1.565.
Di sisi lain, IHSG mencatatkan 6.988,74 poin, naik 0,20% (13,84 poin). Indeks komposit menunjukkan kekuatan setelah pembukaan dan berfluktuasi antara 6,974 dan 6,994 pada awal sesi.
Sebanyak 236 saham masuk zona hijau, dengan rincian 130 saham lemah dan 167 saham stagnan. Total kapitalisasi pasar sebesar Rp 11,709 triliun.
IHSG hari ini akan bergerak antara 6920 dan 7060, kata Ratih Mustikoningsih, pakar keuangan Ajaib Sekuritas. Gerakan ini dipengaruhi oleh banyak emosi di dalam dan luar negeri.
Dari dalam negeri, saham-saham perbankan besar menjadi penopang pemulihan IHSG. Perdagangan pasar saham cenderung sepi di angka Rp 8,21 triliun mencerminkan ekspektasi pelaku pasar terhadap volatilitas IHSG setelah April 2024. Investor asing juga mencermati arus keluar year-to-date (YtD) sebesar Rp 7,69 triliun pada Kamis (6 Juni 2024).
Menteri Keuangan Sri Mulyani telah mendapat persetujuan Panitia XI DPR RI atas asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) TA 2025.
“Hasilnya adalah kerangka ekonomi makro dan prinsip kebijakan fiskal (KEM PPKF) RAPBN 2025 yang disepakati meliputi pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, dan suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun,” kata Ratih.
Di luar negeri, Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan tingkat pemanfaatan refinancing menjadi 4,25%, tingkat batas pinjaman menjadi 4,50%, dan suku bunga deposito menjadi 3,75% pada pertemuan Juni 2024.
Dia kemudian menyimpulkan, “Ini adalah penurunan pertama pada suku bunga operasional refinancing dan batas pinjaman sejak Maret 2016, dan penurunan pertama pada suku bunga deposito sejak September 2019.”
Sementara itu, indeks-indeks utama Wall Street ditutup bervariasi karena pelaku pasar menunggu data ketenagakerjaan AS Mei 2024 yang akan dirilis akhir pekan ini.
______________
Disclaimer: Berita ini bukan merupakan rekomendasi bagi Anda untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya terserah pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan apa pun yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.