Bisnis.com, Jakarta – Konglomerat Anthony Salim pemilik Jumbo masih menjadi salah satu pemegang saham EMTK hingga pekan keempat Juli 2024.

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada Rabu (24/7/2024), Anthony Salim memiliki 5,51 juta saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. Atau MTech. Dengan harta tersebut, salah satu orang terkaya di Indonesia ini menjadi pemegang saham EMTK sebesar 8,99%.

Dengan keluarnya kepemilikan tersebut, Anthony Saleem menjadi salah satu pemegang saham EMTK yang menikmati hujan dividen pada tahun 2023.

Ke depan, Anthony Saleem berpeluang menikmati capital gain dengan memiliki saham EMTK. Sebagai penyalur konglomerat media diyakini memiliki masa depan cerah.

JP Morgan merevisi rating saham EMTK dari Netral menjadi Overweight atau Beli dengan target harga Rp 540.

“Kami memiliki peringkat OW pada EMTK, salah satu konglomerat terbesar di Indonesia yang memiliki pusat bisnis besar di bidang media, teknologi, layanan kesehatan dan baru-baru ini berekspansi ke perbankan dan layanan penerbangan,” kata Tim JP. Morgan.

JP Morgan memiliki tiga alasan utama atas pandangan positifnya terhadap saham EMTK. Pertama, meningkatkan peluang bisnis media melalui PT Surya Citra Media TBK. (SCMA) pada tahun 2023 konsisten dengan belanja konsumen yang lebih baik dan basis pertumbuhan yang lebih rendah.

Kedua, semakin berkembangnya lanskap persaingan bisnis internet melalui GRAB, BUKA dan Vidio. Ketiga, neraca yang kuat dengan kas bersih sebesar $500 juta, yang membuka peluang merger dan akuisisi.

Emtek mencatatkan penurunan kinerja pada tahun 2023. Dalam laporan keuangannya, EMTK mencatatkan pendapatan sebesar Rp 9,24 miliar. Pendapatan ini turun 6,23% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp9,85 triliun.

EMTK membukukan rugi bersih sebesar Rp 140,77 miliar pada tahun 2023. Nilai tersebut berbanding terbalik dengan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,19 miliar, karena laba investasi sebesar Rp5 miliar.

Meski mencatatkan rugi bersih, EMTK masih memiliki saldo laba sebesar Rp 9,35 triliun.

Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembacanya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel