Bisnis.com, JAKARTA – Banyak saham BUMN yang berpeluang bangkit dari fenomena pelemahan dan jual indeks pada Mei lalu akibat lonjakan dividen tahun buku 2023.

Kinerja Indeks Saham BUMN atau IDXBUMN20 tercatat melemah secara year-to-date (YtD) sebesar 7,39% sedangkan Indeks Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 2,53%.

Apalagi berdasarkan siklus pasar saham selama tiga tahun terakhir, indeks di bulan Mei akan selalu terkoreksi. Mei tahun lalu misalnya melemah 4,08%, lalu Mei 2022 turun 1,11%, dan tahun 2021 terkoreksi 0,8%.

William Hartanto, Pengamat Pasar Modal sekaligus pendiri WH-Project, mengatakan saham BUMN masih berpotensi rebound. Namun, saham-saham milik negara memiliki kapasitas terbatas untuk melemah ke sisi negatifnya.

Tampaknya penjualan bulan Mei sedang berlangsung dan dampaknya paling terasa di sektor perbankan, kata William kepada Bisnis, Jumat (10/5/2024).

Ia mengatakan, fenomena jam jualan bisa saja terus berlanjut, namun dengan dampak yang tidak terlalu besar. Hal tersebut terlihat dari kondisi IHSG yang masih berada di atas level 7.000 meski tekanan jualnya cukup kuat.

Menurut dia, ada beberapa saham BUMN yang berpeluang pulih dengan tren mengikuti kenaikan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), Bank PT Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO).

“Jadi disarankan untuk membeli ketiga barang tersebut, tapi untuk PT Aneka Tambang Tbk. [ANTM] dan PT Bukit Asam Tbk. “[PTBA] menyarankan untuk wait and see,” ujarnya.

Di tengah situasi tersebut, pembagian dividen tahun buku 2023 dari emiten BUMN diharapkan menjadi katalis positif yang mendorong kinerja indeks ke depan.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, 11 dari 20 komponen indeks BUMN 20 memutuskan membagikan dividen dari laba bersih tahun 2023. Lima emiten belum melaksanakan rapat tahunan, dan sisanya belum membagikan dividen.

Toto Pranoto, Wakil Direktur Kelompok Riset BUMN, Institut Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (HI), mengatakan dividen yang dibagikan emiten BUMN menunjukkan kinerja BUMN masih di level. . . lagu positif.

Pembagian dividen BUMN bisa menjadi langkah memberikan sinyal positif kepada pasar bahwa kinerja BUMN masih dalam performa terbaiknya, ujarnya.

Menurut dia, emiten Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) yakni. BBRI, BMRI, BBNI, BBTN masih memegang peranan penting dalam indeks BUMN 20. Pasalnya, Himbara memiliki bobot hampir 60% dari indeks.

Di sisi lain, beberapa sektor akan membebani indeks saham BUMN. Misalnya saja sektor Karya BUMN dan BUMN penghasil bahan baku mineral dan batubara yang mengalami pelemahan akibat pelemahan harga komoditas.

“Pada tahun 2024, ketika kondisi eksternal atau global kurang mendukung, tentu kinerja emiten BUMN akan terkena dampak yang cukup negatif,” kata Toto.

Namun dia mencatat, kinerja BUMN di sektor perbankan, mineral dan batubara, energi, dan telekomunikasi pada tahun ini masih memiliki prospek cerah. Namun hal tersebut tidak berlaku pada sektor infrastruktur.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel