Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) terpantau bergerak di zona hijau setelah masuk dalam indeks Financial Times (FTSE) Global Equity Indonesia untuk kelompok modal jumbo atau besar.

Saham BRIS menguat 1,11% atau 30 poin hingga diperdagangkan pada Rp 2.730 pukul 09.25 WIB Senin (26/8/2024), dilansir RTI. Saham BRIS mencapai level tertinggi Rp 2.790 dan terendah Rp 2.710 selama sesi tersebut.

Sebanyak 32,09 juta saham BRIS diperdagangkan dengan nilai Rp 88,15 miliar dan frekuensi perdagangan 4.507 kali. BRIS memiliki rasio price to earnings (PER) sebesar 18,44 kali dan price to book value (PBVR) sebesar 3,15 kali. Nilai pasar perseroan mencapai Rp 125,93 triliun.

Saham BREN milik Prajogo Pangestu pun terlihat menguat 2,38% atau 225 poin ke Rp 9.675 per saham. Saham BREN mencapai level tertinggi Rp 9.925 dan terendah Rp 9.650 pada sesi pagi ini.

Sebanyak 22,49 juta saham BREN diperdagangkan dengan nilai Rp 219,60 miliar dan frekuensi transaksi 6.413 kali. Rasio price to earnings (PER) BREN sebesar 677,22 kali dan price to book value (PBVR) sebesar 162,76 kali. Nilai pasar BREN mencapai Rp 1,294 triliun.

Seperti diberitakan sebelumnya, FTSE Russell telah merevisi kepemilikan Indeks FTSE Global Equity Indonesia ke tinjauan tengah tahunan September 2024. Saham BRIS dan BREN dari kelompok volume besar masuk dalam daftar terkenal tersebut. 

BRIS dan BREN telah bertukar saham di PT Charophon Phokapan Indonesia Tbk. (CPIN), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT H.M. Sammena Tbk. (HMSP) dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang saat ini berada pada kategori sedang.

Informasi investasi utama Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan masuknya BRIS dan BREN dalam indeks FTSE Global Equity Indonesia untuk kelompok besar menimbulkan perasaan positif. Ia mengatakan BRIS masih memiliki potensi untuk terus berkembang.

“Saham BRIS dilatarbelakangi oleh potensi pengembangan bisnis syariah seiring dengan besarnya jumlah penduduk muslim di Indonesia,” kata Nafan kepada Bisnis, Sabtu (24/8/2024).

Selain itu, BRIS mempunyai potensi besar untuk meningkatkan nilai pasarnya. Saat ini nilai pasar BRIS telah mencapai Rp 124,55 triliun.

“BRIS juga terpacu dengan hasil indikator keuangan atas dan bawah yang menunjukkan pertumbuhan progresif pada semester I/2024,” kata Nafan.

Pada saat yang sama, BREN dilatarbelakangi oleh komitmennya untuk menambah ruang bagi investor untuk mengakumulasi saham.

Selain itu, ada kewajiban untuk meningkatkan tata kelola perusahaan, kata Nafan.

Nafan merekomendasikan pembelian stacked untuk BRIS dengan target harga Rp 3.000. Maka direkomendasikan untuk menahan saham BREN. Menurut Nafan, saham BREN sudah lama breakout pola segitiga kecil sehingga memiliki harga teoritis Rp 10.200.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan semua pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel