Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membuka saham PT Barito Renewables Energy Tbk. Senin (6/5/2024) Milik Prajogo Pangestu (BREN) setelah disuspen pada Jumat (3/5/2024).

Berdasarkan siaran pers mengenai penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk tertanggal Peng-SPT-00044/BEI.WAS/04-2024 (BREN), perdagangan saham diumumkan. PT Barito Renewables Energy Tbk akan dihentikan sementara. (BREN) membuka kembali pasar uang dengan harga normal.

“Perdagangan saham BREN akan dilanjutkan kembali pada kelas I pada 6 Mei 2024,” kata Bursa, Senin (6/5/2024).

BEI sebelumnya mengumumkan suspensi saham akibat kenaikan harga saham BREN yang cukup besar.

Sehingga bisa dibekukan sebagai bentuk perlindungan bagi investor. BEI memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham BREN di bursa pada 3 Mei 2024.

Penghentian sementara perdagangan saham BREN dilakukan di pasar umum dan pasar uang. Tujuannya untuk memberikan waktu bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang setiap keputusan investasi di saham BREN berdasarkan informasi terkini yang ada

“Kami berharap dapat selalu fokus dalam mempromosikan informasi yang diberikan perusahaan,” tambah BEI.

Perdagangan awal Mei; Pada Kamis (2/5/2024), saham BREN menguat 7,05% hingga ditutup pada level tertinggi Rp 9.875. Di sisi lain, indeks gabungan menghadapi tekanan melemah 1,61% ke 7.117.

BREN juga merupakan emiten terbesar di pasar saham BEI, mengungguli BBCA. Kapitalisasi pasar BREN mencapai Rp 1.321 triliun.

Dalam sepekan terakhir, saham BREN naik 19,34%, sedangkan dalam 6 bulan terakhir saham Grup Barito naik 422,49%.

Penguatan saham BREN disebabkan ETF (Exchange Traded Fund) milik BlackRock menerima perubahan struktur kepemilikan kedua exchange traded fund (ETF) tersebut terhadap BREN.

Berdasarkan data RTI, aliran devisa ke BREN mencapai Rp318 miliar sepanjang 21 April hingga 2 Mei 2024. Dengan demikian, total BREN sejak tahun ini mencapai Rp1,1 juta.

Sebagai referensi, dua produk Blackrock ETF yang memuat saham BREN adalah iShares Global Clean Energy ETF (ICLN) dan iShares Global Clean Energy UCITS ETF (INRG), yang terindeks di S&P Global Clean Energy Index.

“BlackRock melihat integrasi produk ETF setidaknya sebagian sebagai peluang bagi investor untuk memperoleh keuntungan dari saham BREN (dan sebagian keuntungannya),” kata Stockbit Sekuritas.

BREN, sebaliknya, membeli pembangkit listrik tenaga angin Sidrap 1 seharga $102,2 juta dengan kapasitas 75 MW. Selain itu, BREN bermitra dengan anak usahanya ACEN Renewables International, Sulawesi Selatan, telah menyelesaikan akuisisi tiga aset pengembangan di Sukabumi dan Lombok pada Januari lalu.

“Selain portofolio pembangkit listrik tenaga angin, ini adalah contoh nyata komitmen BREN dalam menyediakan energi terbarukan di Indonesia, terutama dalam mencapai tujuan tidak ada gunanya,” kata Merly, sekretaris perusahaan BREN.

Adapu BREN membukukan laba Rp 458 miliar pada kuartal I 2024, naik 4,78% year-on-year. Total aset BREN mencapai Rp 57 triliun.

Simak Google News dan berita serta artikel lainnya di WA Channel.