Bisnis.com, Jakarta – Saham PT Barito Renewables Energy Tbk. ( BREN ) turun setelah FTSE Russell mengumumkan akan menghapus saham distributor Prajogo Pangestu dari FTSE Large Cap Index. 

Saham BREN turun tajam 19,95% ke Rp 8.825 pada awal perdagangan Jumat (20/9/2024), berdasarkan data Bloomberg. 

Penurunan saham emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia berdampak pada rasio IHSG. Alhasil, IHSG turun 1,65% menjadi 7.775,06 poin. 

Selain BREN, saham empat emiten yang terafiliasi dengan Prazogo Pangestu Group juga ikut memerah. Saham PT Pareto Pacific Tbk. (BRPT) menguat 7,11% ke Rp 1.110, saham PT Petrindo Jaya Cresi Tbk anjlok. (CUAN) naik 16,38% menjadi Rp 7.400. 

Nasib serupa juga terjadi pada saham PT Petrosia Tbk. (PTRO) sebesar 15,96% menjadi Rp 10.925, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk pun ikut anjlok. (TPIA) turun 5,56% ke Rp 8.500 per saham pada awal perdagangan Jumat (20/9/2024). 

Jika dicermati, sentimen negatif terhadap saham BREN bermula dari pengumuman terbaru FTSE Russell. 

Dalam pengumumannya Kamis (19/9/2024), FTSE Russell mengindikasikan saham BREN akan dikeluarkan dari FTSE Russell Index. 

FTSE Russell menjelaskan, kajian terhadap saham BREN dilakukan berdasarkan pedoman “pembatasan perdagangan bebas”, atau pembatasan jumlah minimum saham yang dimiliki pemegang saham publik. Kajian tersebut didasarkan pada kebijakan dan pedoman perhitungan ulang FTSE Russell untuk menghindari konsentrasi berlebihan pemegang saham tertentu pada saham yang termasuk dalam komponen indeks FTSE. 

Akibatnya, BREN dianggap tidak mematuhi pedoman “pembatasan free float” FTSE karena pemegang saham pengendali dan afiliasinya menguasai 97% dari total saham yang diterbitkan Barrito Renewables Energy. 

“Barrito Renewables Energy yang masuk dalam FTSE Global All Cap Index per 23 September 2024 akan dikeluarkan dari FTSE Russell Index per 25 September 2024,” tulisnya.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel