Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham perbankan jumbo seperti BBRI, BBCA, dan BMRI dinilai banyak diminati investor karena IHSG membukukan penguatan pada sesi I perdagangan Selasa (09/07/2024).

IHSG I naik 0,59% atau 42,88 poin menjadi 7.293,85 pada sesi hari ini berdasarkan data perdagangan RTI. Sedangkan IHSG pada sesi tersebut berkisar antara 7.239 hingga 7.299.

Pada awal perdagangan hari ini terpantau pertumbuhan 272 saham, penurunan 242 saham, dan posisi 266 saham. Kapitalisasi pasarnya tercatat Rp 12.500 triliun.

Bank-bank besar seperti BBRI Rp 781,5 miliar, disusul BBCA dan BMRI Rp 306,9 miliar dan Rp 282,1 miliar menjadi saham terlaris pada sesi pertama hari ini.

Saham BBRI menguat 3,16% ke Rp 4.900 per saham, disusul BBCA yang menguat 0,75% ke Rp 10.125. Sedangkan BMRI naik 2,41% ke Rp 6.375, disusul BBNI yang naik 3,43% ke Rp 4.830.

Di antara saham-saham berkapitalisasi besar adalah saham konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) turun 0,98% ke Rp 10.075 per saham, disusul saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) melemah 1,61% ke Rp 9.175 per saham.

Sedangkan yang mendapat keuntungan terbesar adalah saham PT Gunanusa Eramandiri Tbk. (GUNA) yang baru IPO hari ini meraih penolakan otomatis (ARA) tertinggi sebesar 34,67% di Rp 202 per saham. Di sisi lain, saham PT Indo American Seafoods Tbk. (ISEA) melemah 10,90% ke Rp 278 dan menjadi pecundang terbesar.

Pakar keuangan Ayaib Securities Ratih Mustikoningsih mengatakan IHSG diperkirakan bergerak mixed pada kisaran 7.170-7.300 pada hari ini, Selasa (07/09/2024).

Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain dari dalam negeri, IHSG terkoreksi pasca pergerakan bursa saham Asia seperti indeks Hang Seng dan Nikkei 225 seiring penguatan IHSG selama 3 hari berturut-turut.

Di luar negeri pada perdagangan awal minggu, S&P 500 dan NASDAQ mencapai titik tertinggi sepanjang masa setelah masing-masing naik +0,1% dan +0,3%. Kenaikan indeks ditopang oleh sektor teknologi khususnya pembuat chip, energi, dan sektor telekomunikasi.

“Di luar Asia, dinamika sektor real estate Tiongkok belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Pasalnya, sektor real estate menyumbang 20% ​​pendapatan fiskal Tiongkok, menghasilkan 24% PDB, dan 25% permintaan kredit perbankan,” kata Ratih. dalam penelitian.

__________

Harap diperhatikan: laporan ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel