Bisnis.com, JAKARTA – Saham perusahaan pertambangan emas dan tembaga kembali menguat pada paruh kedua tahun ini seiring ekspektasi permintaan dari China, seiring tingginya harga komoditas di pasar internasional. 

Dua penyedia jasa, seperti PT Amman Mineral Internasional Tbk, mengandalkan penambangan dan perdagangan mineral tembaga dan emas. (AMN) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) bisnis ditutup sepenuhnya di zona hijau pada Rabu (25/9/2024). 

Emiten patungan keluarga Panigoro & Grup Salim, AMMN, menguat 100 poin atau 0,99% ke Rp 10.200 pada awal perdagangan hari ini. Namun AMMN ditutup melemah tipis 0,74% ke Rp 10.175 per saham. Sejak awal tahun, indeks harga saham AMMN sudah membaik sebesar 55,34%. 

Sementara itu, saham penyedia jasa mitra Garibaldi ‘Boy’ Thohir dan Saratoga Group Sandiaga Uno MDKA juga menguat 60 poin atau 2,56% pada pembukaan perdagangan hari ini. Setelah itu, MDKA menetap di Rp 2.450 atau naik 4,7% pada penutupan perdagangan Rabu (25/9/2024).

Perbaikan ini sejalan dengan kenaikan harga tembaga dan emas di pasar dunia. Menurut Bloomberg, tembaga naik 2,59% menjadi $9.796 per ton di London Metal Exchange pada Rabu (25/9/2024), sementara emas spot terkoreksi 0,07% menjadi $2.655,14 per ounce. Pada tahun 2024 ini, emas spot meningkat 28,7%, tembaga sebesar 14,45%. 

Stimulasi perekonomian Tiongkok yang dilakukan oleh bank sentral Tiongkok (People’s Bank of China/PBOC) mendorong penguatan harga produk baja.

Gubernur PBoC Pan Gongsheng mengatakan bank sentral akan memangkas suku bunga reverse repo 7 hari sebesar 0,2 persen menjadi 1,5 persen, menurut laporan Reuters. 

Selain itu, PBoC juga mengurangi persyaratan cadangan hukum (GWM) bank sebesar 50 basis poin dalam waktu dekat, memberikan sekitar 1 triliun Yuan atau $142,21 miliar tambahan likuiditas kepada bank.

“Stimulus yang sedang berjalan telah merespons dengan baik ekspektasi pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan kenaikan harga produk logam seperti tembaga. Kami melihat ini sebagai umpan balik positif bagi AMMN dan MDKA,” tulis Kivum Securitas dalam catatan penelitiannya. 

Sementara itu, GM Corporate Communication MDKA Tom Malik mengatakan perseroan berupaya meningkatkan efisiensi penambangan dan biaya produksi untuk meningkatkan margin di tengah kenaikan harga emas saat ini. 

Kenaikan harga emas akibat berbagai event internasional akan berdampak positif terhadap aktivitas Grup Merdeka, kata Tom Bisnis saat dihubungi, Senin (26/8/2024).

Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk membujuk Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA