Bisnis.com, DENPASAR – Penerbit minuman beralkohol PT Hatten Bali Tbk (WINE) akan menyasar konsumen masyarakat untuk meningkatkan penetrasi pasar di luar Bali.

Presiden Hatten Bali Ida Bagus Rai Budarsa mengatakan, saat ini pangsa penjualan di luar Bali masih kecil yakni 14% dari total kontribusi pada tahun 2023. Kontribusi terbesar masih penjualan dari Bali, tepatnya 86% pada periode tahunan terakhir. Ke depan, kami berharap kontribusi di luar pulau dewata dapat terus meningkat seiring dengan penetrasi pasar masyarakat.

“Pasar di Bali dan di luar Bali berbeda, sehingga kita perlu memanfaatkan aktivitas dan berkolaborasi dengan masyarakat.” “Karena penjualan di Bali memang meningkat, jadi meskipun penjualan di luar Bali meningkat, namun persentasenya tidak seberapa,” jelasnya dalam rapat Business After GMS di Sanur, Senin (3/6/2024).

Menurutnya, pola konsumsi wine di Bali dan luar daerah sangat berbeda. Di destinasi wisata ini, konsumen minuman jenis ini sebagian besar adalah wisatawan yang sedang berlibur dan terbiasa makan sambil ditemani wine. Sedangkan di luar daerah, konsumsi wine hanya dilakukan pada saat ada acara tertentu. Karena pertimbangan tersebut, Hatten Bali Tbk akan gencar memperkenalkan mereknya ke masyarakat.

Daya tarik pasar masyarakat dinilai lebih cepat dengan berkembangnya merek wine yang buah anggur mentahnya banyak ditanam di Kecamatan Sangalangit, Kabupaten Buleleng. Untuk meningkatkan penetrasi ke luar daerah, Hatten Bali telah memiliki produk dengan rasa yang disukai konsumen lokal yaitu manisan bernama Dragon Fly. Diakui Rai Buddharsa, kontribusi Dragon Fly masih sangat kecil karena hanya ada dua varian. Masih lemah dibandingkan Two Island dan Hatten Marken.

Lebih lanjut Budarsa menegaskan, menyeimbangkan kontribusi Bali dan luar Bali bukanlah tugas yang mudah. Pasalnya, saat ini Hatten Bali telah berkembang menjadi 1.444 restoran, 886 hotel, 379 retail, dan 4 subdivisi. Sedangkan di luar pulau diserahkan kepada 24 subdistributor yang membidangi pemasaran. Tantangan lainnya adalah permintaan wine di destinasi wisata ini sangat tinggi seiring dengan semakin banyaknya pembukaan restoran baru.

“Bahkan penetrasi luar daerah terus meningkat, hanya penjualan di Bali yang meningkat signifikan setelah Covid ketika industri pariwisata sudah kembali normal. Tapi kami yakin ke depan bisa,” tegasnya. 

CFO Hatten Bali Ketut Sumarwan menambahkan bahwa perlu waktu untuk mengejar kontribusi Bali. Namun tidak menutup kemungkinan dalam 2 hingga 3 tahun ke depan, konsumsi wine di luar pulau ini akan terus meningkat seiring penetrasi partainya. Menurut dia, perluasan pasar ke luar daerah perlu dilakukan.

Pihaknya belajar dari pengalaman masa lalu dengan Covid-19 yang melumpuhkan industri pariwisata dan berdampak pada perekonomian. Karena pertimbangan tersebut, Hatten Bali Tbk terus melakukan ekspansi ke pasar masyarakat di luar Bali dengan melakukan kegiatan seperti wine tasting.

“Pasar harus berekspansi ke luar kawasan karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan.” Permasalahan yang jauh melampaui darah adalah bahwa minum anggur tidak seperti orang-orang di sini yang minum anggur saat makan malam. “Ini tugas kita untuk meningkatkan kesadaran konsumen,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel