Bisnis.com, Jakarta – Penyedia investasi Edwin Suryadjaya-Sandyaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. ( SRTG ) mengumumkan bahwa mereka akan membayar dividen sebesar $298,43 miliar untuk tahun fiskal 2023. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Tahunan (RUPST) pada Kamis (16/5/2024).

Chief Financial Officer SRTG Lin Di Wang mengatakan hingga akhir tahun 2023, pendapatan dividen dan distribusi Saratoga telah mencapai level tertinggi yakni Rp 3,9 triliun. Alhasil, dengan dukungan dana yang kuat, Saratoga memutuskan untuk membagikan dividen tahun 2023.

“Ini merupakan tahun kelima sejak tahun buku 2019, Saratoga telah membagikan dividen secara rutin sebagai komitmen kepada pemegang saham,” kata Linney di Jakarta, Kamis (16/5/2024).

Jika dihitung jumlah saham dibagi 13,56 miliar lembar saham, maka dividen per saham yang akan diterima pemegang saham Saratoga adalah Rp 22 per saham.

Sementara jika mengacu pada harga SRTG sebesar Rp1.585 pada penutupan perdagangan Rabu (15/5/2024), maka imbal hasil dividen bagi petahana adalah 1,38%.

Sebagai perbandingan, pada tahun buku 2022, Saratoga juga membagikan dividen sebesar Rp 1 triliun atau sekitar Rp 75 per saham sehingga menghasilkan imbal hasil dividen sebesar 4,4%. Artinya, saham SRTG tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.

Dilihat dari kinerja keuangannya, SRTG mencatatkan kerugian tahun berjalan bagi pemegang saham sebesar 10,14 triliun pada tahun 2023 dibandingkan laba tahun berjalan sebesar 4,61 triliun pada periode yang sama tahun 2022.  

Pasalnya, Saratoga membukukan kerugian finansial atas investasi saham dan surat berharga lainnya sebesar Rp13,81 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang memperoleh keuntungan sebesar 3,72 triliun.

Alhasil, SRTG mencatatkan nilai aset bersih (NAV) sebesar 48,9 triliun pada tahun 2023, kinerjanya juga turun 20% dibandingkan periode yang sama tahun 2022.

Penurunan NAV Saratoga sebesar 20% akibat volatilitas harga komoditas selama tahun 2023 berdampak pada harga saham perusahaan portofolio Saratoga, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA).

Meski demikian, Lenny mengatakan SRTG akan tetap berkomitmen untuk meningkatkan nilai setiap portofolionya. Selain memperkuat investasi pada portofolio yang sudah ada seperti ADRO, MDKA, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), Saratoga terus berinvestasi di bidang-bidang strategis seperti layanan kesehatan, infrastruktur digital, dan energi terbarukan. 

“Kami yakin investasi di Indonesia masih menarik. Didukung oleh likuiditas yang kuat dan pengalaman yang sudah terbukti, Saratoga akan menggalakkan segala peluang investasi dan berperan aktif dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” tutup Lani.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel