Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN Pertamina Group, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) akan membagikan dividen final sebesar USD 128,4 juta atau Rp 2,06 triliun untuk FY2023 (nilai tukar Gisdor diperkirakan Rp 16.095). 

Julfi Hadi, Direktur Utama Pertamina Geotermikus Energia, mengatakan keputusan pembagian dividen tersebut diambil berdasarkan persetujuan pemegang saham dalam rapat umum tahunan biasa, Selasa (28/5/2024). 

“Pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih, atau $128,4 juta, atau 78,5% dari laba bersih, untuk dividen tahun buku 2023, $35,1 juta, atau 21,5% dari laba bersih harus disisihkan dan disajikan sebagai cadangan wajib,” kata Julfi, dikutip pada Selasa (28/05/2024). 

Dengan asumsi jumlah saham PGEO yang beredar saat ini adalah 41.495.007.591, maka dividen per sahamnya sekitar Rp 49,80 per saham. 

Pada tahun 2023, PGEO melaporkan pendapatan sebesar USD 406,28 juta atau setara Rp 6,29 triliun (kurs Jisdor 29 Desember 2023 Rp 15.493). Pendapatan ini meningkat rekor 5,24% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. $386,06 juta. 

PGEO juga melaporkan laba bersih sebesar USD 163,59 juta atau Rp 2,53 triliun kepada induk perusahaan untuk periode berjalan. Jumlah ini naik 28,47% dari tahun ke tahun menjadi $127,34 juta.

Oleh karena itu, rasio pembayaran dividen PGEO adalah 78,5% dari laba bersihnya sebesar $406,28 juta. 

Saat itu, harga per saham PGEO saat ini Rp 1.260. Dengan asumsi harga saham saat ini, imbal hasil dividen PGEO adalah 3,95%. 

Saham PGEO naik 7,69% year to date. Kapitalisasi pasar dilaporkan Rp 52,28 triliun, PER 17,34x, dan PBVR Rp 1,63x. 

Lihat berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel