Bisnis.com, JAKARTA – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama pemerintah menyepakati posisi APBN 2025 atau tahun pertama pemerintahan Probova Subiant-Gibran Rakabuminga Rakabuminga Rak (Prabova-Gibran).
Salah satu poin yang disepakati adalah penurunan batas bawah defisit APBN tahun 2025 dari sebelumnya 2,45% menjadi 2,29% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kakaribu mengatakan keputusan itu diambil menyusul penyesuaian target laba pemerintah yang dinaikkan dari 12,14% pada KEM-PPKF 2025 menjadi 12,3% terhadap PDB.
Febrio mengatakan, keputusan peningkatan pendapatan negara tertuang dalam hasil kesepakatan pemerintah dengan komisi XI dan VII DPR.
“Sesuai dengan usulan peningkatan penerimaan negara dari 12,14% menjadi 12,3%, kami mohon izin untuk mengusulkan transposisi batas bawah defisit menjadi penurunan dari 2,45% menjadi 2,29% PDB,” ujarnya dalam APBN. . Rapat Panitia Kerja DPR RI, Kamis (20 Juni 2024).
Sementara itu, kata dia, kita akan menjaga batas atas defisit sebesar 2,82% PDB. Febrio menegaskan, hal itu merupakan konsekuensi Komisi XI yang menetapkan pendapatan negara sebesar 12,3%.
Selain itu, keputusan tersebut juga harus mempertimbangkan asumsi utama ekonomi makro tahun 2025 yang sebelumnya telah diumumkan Ketua Dewan Anggaran Syed Abdullah di awal rapat.
Dengan target defisit yang lebih rendah, Febrio mengatakan pemerintah tidak akan mengubah asumsi pembiayaan investasi pada kisaran 0,3 persen hingga 0,5 persen terhadap PDB.
Sementara itu, rasio utang mengalami perubahan dibandingkan KEM-PPKF 2025 akibat peningkatan pendapatan masing-masing menjadi 37,82% untuk batas bawah dan 38,71% untuk batas atas.
Tak hanya defisit, pemerintah bersama DPR juga melakukan sejumlah penyesuaian posisi APBN tahun 2025.
Untuk belanja pemerintah masih berada pada batas bawah sebesar 14,59%, batas atas sebesar 15,18% PDB, dan belanja pemerintah pusat sebesar 10,92% hingga 11,17% PDB. Belanja melalui transfer ke daerah (TKD) berkisar antara 3,67% hingga 4,01% PDB.
Berdasarkan defisit dan pembiayaan investasi di atas, keseimbangan primer akan tetap defisit, namun tetap berada pada kisaran 0% yaitu pada kisaran -0,14% hingga -0,61% terhadap PDB.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharsa Manaarfa mengatakan pemerintah berhasil membuat defisit di bawah 2%.
Pengurangan ini diharapkan memberikan ruang anggaran yang lebih fleksibel bagi pemerintahan Presiden terpilih Probov Subiant.
“Kami berharap Menteri Keuangan dan Komisi pada tahun 2024).
Terkini, defisit yang direncanakan pemerintah dan DPR pada rapat Kamis (20 Juni 2024) hari ini (20/6/2024) turun, namun hanya sebesar 0,16%.
Namun, keputusan final mengenai target defisit akan diumumkan dalam nota fiskal Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Agustus mendatang.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel