Bisnis.com, JAKARTA – DPR, OJK, dan LPS melontarkan pernyataan soal tingginya suku bunga yang ditawarkan bank digital yang bisa mencapai 9% per tahun.

Saat ini, sejumlah bank digital diketahui memberikan suku bunga tinggi untuk menarik nasabah. Bunga yang ditetapkan tersebut melebihi suku bunga penjaminan LPS yang berada pada level 4,25% untuk bank umum.

Sebagai informasi, jika nasabah menerima bunga simpanan di luar jaminan, maka dana tersebut tidak dijamin oleh LPS.

Bank digital Sea Group PT Bank Seabank Indonesia misalnya, menawarkan produk simpanan dengan suku bunga hingga 6% per tahun. PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) atau BNC menawarkan bunga deposito hingga 8% per tahun.

PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) menawarkan produk tabungan berbunga tinggi hingga 8,75% per tahun. Meskipun demikian, PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) menawarkan produk tabungan dengan suku bunga tinggi mencapai 9% per tahun.

Pada rapat kerja dengan Komisi LPS

Anggota komisi

“Dari yang saya lihat, ini cara untuk mengawasi mereka. Yang ditawarkan di atas bunga yang dijamin. Dipahami atau tidak oleh nasabah, itu tidak termasuk dalam jaminan. Pengawasan juga perlu,” ujarnya kepada pekerja. pertemuan. . antara Komisi XI RI dan LPS beberapa waktu lalu (26 Juni 2024).

Nasabah bertransaksi melalui aplikasi Allo Bank di Jakarta pada Selasa (4/1/2022). Toko/Fanny Kusumawardhani

Anggota komisi “Suku bunganya lebih tinggi dari suku bunga penjaminan LPS, banyak masyarakat yang tidak tahu kalau itu tidak ditanggung [LPS],” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, sesuai dengan tawaran suku bunga simpanan di atas suku bunga penjaminan, LPS juga telah bersurat ke pihak bank.

“Kami sudah bersurat ke bank. Kami minta mereka memberikan informasi kepada masyarakat, ini supaya adil. Kita harus transparan kepada masyarakat saat memberikan suku bunga deposito yang lebih tinggi,” ujarnya.

LPS telah meminta perbankan untuk menyampaikan pemberitahuan mengenai program perlindungan simpanan LPS, termasuk tingkat bunga yang dapat dijamin oleh LPS.

“Kami juga selidiki setiap bank yang tidak mematuhi ketentuan [transparansi program penjaminan LPS], kami bekerja sama dengan OJK [Kantor Jasa Keuangan], kemudian OJK menanganinya,” kata Purbaya.

Purbaya sebelumnya menjelaskan alasan sejumlah bank menawarkan suku bunga tinggi atas penjaminan LPS karena ada kaitannya dengan persaingan.

“Dengan adanya kompetisi, mereka menawarkan iming-iming suku bunga deposito yang tinggi, atau dengan adanya kemajuan likuiditas perbankan di berbagai level, maka dalam kondisi tertentu akan meningkat,” ujarnya di awal konferensi pers penetapan suku bunga LPS. . . tahun ini (30.1.2024).

Selain itu, alasan penerapan suku bunga tinggi pada deposito bank digital adalah untuk menggalang dana guna mendukung ekspansi kredit yang lebih besar. “Jadi persaingan dan perluasan usaha menginginkan hal itu terjadi,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengawasan Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, dalam hal dana yang tidak dijamin LPS, OJK selalu mendukung penerapan perlindungan nasabah.

“Dari sisi transparansi, OJK menghimbau perbankan untuk memberikan informasi yang jelas dan lengkap mengenai produknya, termasuk apakah produk tersebut dijamin oleh LPS atau tidak,” kata Dian dalam tanggapan tertulisnya beberapa waktu lalu.

Selain itu, OJK mendukung edukasi konsumen. OJK menekankan pentingnya edukasi keuangan kepada nasabah, sehingga calon nasabah dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai produk keuangan yang akan digunakannya.

Selain itu, dari sisi pengawasan dan pengaturan, OJK melakukan pendekatan terhadap peraturan dan pengawasan bank untuk memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan, keadilan, dan transparansi dalam penawaran produk dan layanan digital.

Selain itu, dalam hal perlindungan data, OJK memastikan bank menerapkan prosedur perlindungan data pribadi dan transaksi keuangan nasabah sesuai standar yang berlaku. Reaksi bank digital

Dari sisi bank, Direktur SeaBank Indonesia Sasmaya Tuhuleley mengatakan meski suku bunga simpanan tinggi, nasabah punya pertimbangan lain saat menyimpan dana di bank digital. “Mereka [pelanggan] lebih mementingkan free transfer, tidak peduli bunga. Tapi kalau free transfer terdampak, pasti ada dampaknya,” ujarnya.

Direktur Krom Bank Indonesia Anton Hermawan mengatakan bank memberikan bunga deposito yang tinggi untuk menarik minat nasabah. “Untuk terus memperoleh pengguna, Krom melakukan diferensiasi produk dan layanan, menawarkan produk dan layanan yang berbeda dari bank tradisional, seperti suku bunga tinggi, fitur fleksibel, dan pendidikan keuangan,” katanya kepada beberapa perusahaan. . terakhir kali (4/4/2024).

Direktur Eksekutif Center for Economic and Legal Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan tren tingginya suku bunga bank digital akan terus berlanjut pada tahun ini, meski situasi tersebut masih berlanjut hingga tiga tahun ke depan.

Selain itu, tren persaingan dana di pasar semakin ketat karena perbankan juga harus bersaing dengan surat utang pemerintah yang memiliki suku bunga tinggi, ujarnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel