Bisnis.com, Jakarta – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) Usulan rencana restrukturisasi keuangan (RPK) tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Tahunan (RUPS) yang digelar di CIMB Niaga di Graha, Jakarta pada Kamis (9 Mei 2024).

Berdasarkan keterbukaan informasi, perusahaan baja pelat merah itu mengagendakan empat agenda rapat pemegang saham. Salah satu agenda penting yang dibahas adalah persetujuan rencana restrukturisasi perseroan.

Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan paket rencana restrukturisasi keuangan (RPK) telah disetujui pemegang saham dalam agenda perbaikan posisi dan kinerja internal perseroan.

“Yang terpenting dari agenda RUPST adalah agenda restrukturisasi, yaitu restrukturisasi lanjutan dan saya berharap ini merupakan restrukturisasi yang terakhir,” ujarnya dalam pertemuan dengan Bisnis usai agenda RUPST di Graha CIMB Niaga.

Dia mengatakan usulan rencana RPK Krakatau Steel diyakini mampu menstabilkan posisi keuangan melalui restrukturisasi utang lebih lanjut.

Rencana pelunasan utang yang tertuang dalam RPK perseroan bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja operasional bisnis baja melalui optimalisasi operasional hot strip mill (HSM) 1.

Langkah pengelolaan selanjutnya adalah optimalisasi aset tetap berupa tanah dan divestasi anak perusahaan perseroan, serta pembiayaan masa depan melalui optimalisasi penyertaan saham pada anak perusahaan dan asosiasi.

Puwono mengatakan: “Melalui restrukturisasi utang ini, perseroan dapat tetap memenuhi kewajiban pembayaran utang dan menjaga kelangsungan usaha.”

Untuk setahun penuh 2023, total liabilitas KRAS turun 10% menjadi $2,35 miliar. Hal ini disebabkan adanya pelunasan sebagian pokok utang Tahap A dan B sebesar US$283,78 juta yang berasal dari divestasi anak perusahaan dan optimalisasi lahan.

“Saat ini kami masih berusaha mempertahankan capaian kinerja yang terlihat dari arus kas perseroan yang masih bisa positif dengan saldo kas sebesar US$102,7 juta pada akhir tahun 2023 yang setara dengan RAI. 1,58 triliun atau sama dengan pertumbuhan 30% dibandingkan tahun 2022,” ujarnya.

Sementara itu, pendapatan KRAS pada tahun lalu mencapai US$1,45 miliar atau setara dengan Rp 22,44 triliun. Kinerja pendapatan ini turun 35,05% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau sebesar $2,23 miliar.

Di sisi lain, Krakatau Steel kembali membukukan rugi bersih sebesar $64,15 juta pada kuartal I-2024. Kerugian ini meningkat dari rugi bersih pada semester I-2023 sebesar $36,88 juta.

Profil kerugian bersih Krakatau Steel konsisten dengan penurunan pendapatan tahunan pada kuartal pertama tahun 2024. Pendapatan perusahaan meningkat dari $984,63 juta pada akhir Juni 2023 menjadi $444,67 juta antara Januari dan Juni 2024, menurut catatan.

Seiring turunnya pendapatan, beban pokok Krakatau Steel juga turun dari $906,57 juta pada kuartal pertama tahun 2023 menjadi $396,44 juta pada akhir Juni 2024.

__________

Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan stok. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel