Bisnis.com, Jakarta – PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) akan memutuskan penggunaan laba bersih tahun buku 2023 pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari ini, Kamis (16/5/2024). Salah satunya terkait pembagian dividen.

Pengumuman Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dari KLBF akan dimulai pada pukul 10.00 WIB di RUPST Kalbe Business Innovation Center, Jatinegara, Batavia Timur. Perlu diketahui, ada lima topik yang akan dibahas. 

Salah satu agenda yang kami harapkan akan digunakan investor adalah laba bersih tahun 2023. Tahun lalu, KLBF meraup laba bersih Rp 2,76 triliun. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2022 yang meraih laba Rp3,38 triliun. 

Meski demikian, Presiden Direktur Kalbe Pharma Widjongtius mengatakan perseroan berkomitmen menjaga rasio pembayaran dividen lebih dari 50% laba bersih. 

“Rencana pembayaran dividen Kelbe Pharma [DPR] menargetkan 45% hingga 55% dari laba bersih,” katanya kepada Business akhir April lalu. 

Dengan asumsi DPR berada pada kisaran laba bersih 45% – 55% 2023, maka nilai dividen tunai KLBF mencapai Rp 1,24 triliun hingga Rp 1,52 triliun. Dividen per saham diperkirakan berada pada kisaran Rp 26,56-Rp 32,46 per saham. 

Selain penetapan dividen, rapat juga membahas perubahan susunan kepengurusan perseroan, persetujuan laporan tahunan, penetapan gaji atau honorarium komisaris dan anggota direksi, serta pendirian rekening publik. generasi. 

Dari segi kinerja, KLBF menyebutkan pencapaian penjualan bersih sebesar Rp 30,44 triliun pada tahun 2023. Fakta ini mewakili pertumbuhan sekitar 5,22% secara tahunan (YoY/YoY).

Tahun ini, perusahaan memperkirakan pertumbuhan pendapatan sebesar 5% hingga 9% year-on-year, sementara laba bersih diperkirakan tumbuh dua digit.

Perseroan juga merencanakan belanja modal sebesar Rp1 triliun. Untuk meningkatkan kapasitas produksi obat generik, pengembangan produk, dan keekonomian distribusi, pendanaan pembangunan dua pabrik obat akan sebesar Rp 400 miliar.

“Kami memerlukan tambahan kapasitas untuk obat generik. Kami sedang membangun 3 atau 4 lantai untuk memperluas pasokan obat generik ke BPJS,” kata Widjongtius.

 

 

Penafian: Pesan ini bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel