Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan nilai tukar rupiah yang berada di kisaran Rp 16.300 per dolar AS masih stabil.

Terakhir, pada perdagangan Jumat (14/6/2024) pukul 12.45 WIB, rupiah melemah 101 poin atau 0,62% ke Rp 16.371 per dolar AS. Indeks dolar AS naik 0,13% menjadi 105,331.

Perry menegaskan, pelemahan rupiah yang dilaporkan bahkan merupakan salah satu yang terbaik di dunia. 

“Rupee kita [Rp 16.300] sangat stabil, salah satu yang terbaik di dunia,” tegasnya usai menghadiri Rakornas Pengendalian Inflasi 2024, Jumat (14/6/2024). 

Ia membandingkan situasi rupiah saat ini dengan posisinya pada akhir tahun lalu yang berada di bawah Rp 15.400 per dolar AS.

Menurut dia, depresiasi nilai tukar rupee lebih kecil dibandingkan negara lain. 

Perry mengatakan bahwa won Korea Utara, peso Filipina, baht Thailand, dan yen Jepang masih mengalami depresi yang lebih dalam dibandingkan rupee. 

“Kami terus menggunakan langkah-langkah untuk menstabilkan nilai tukar. Kami melakukan banyak hal. Hal ini termasuk melakukan intervensi dan kemudian menarik saham asing ke dalam negeri. Ia mengatakan bahwa “semuanya berjalan dengan baik, stabil dan telah diberi ucapan selamat oleh presiden. Bagus 

Rupiah terakhir mencapai Rp 16.200 saat musim lebaran, Bank Indonesia mengambil tindakan menaikkan suku bunga standar atau BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%. 

Akibatnya modal asing masuk dan rupiah terapresiasi di bawah Rp16.000 per dolar AS. 

Sementara itu, secara global, Federal Reserve (Fed) terus mempertahankan suku bunga federal fund antara 5,25% dan 5,5%. 

Kepala Ekonom Bank PT Central Asia Tbk. (BBCA), David E. Sumual juga menilai keputusan Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan pasti akan berdampak pada nilai tukar rupee. 

Meskipun terdapat tekanan terhadap nilai tukar rupiah baru-baru ini, kondisi “lebih tinggi dalam jangka panjang” telah menjadi bagian dari perhitungan perbankan Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar. David mengatakan rupee cenderung bertahan pada posisinya saat ini. 

 “Keputusan The Federal Reserve mempengaruhi tekanan terhadap rupee yang terjadi belakangan ini. Sejauh ini pasar sudah mempertimbangkan dampaknya (harga), sehingga kemungkinan besar akan stabil,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (13/6/2024). ). 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel